.....
Setelah kembali dari ndalem, Zira merebahkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamar asrama, gadis itu merasa bosan lantaran ponsel yang selalu ia gunakan itu diambil oleh pihak pesantren.
Katanya itu sudah menjadi peraturan di pondok pesantren ini, dan akan diberikan jika Zira memang membutuhkan untuk kuliahnya.
"Assalamualaikum." Santriwati yang satu kamar dengannya itu memasuki kamar, mereka baru saja kembali dari masjid untuk melaksanakan sholat isya' berjamaah.
"Waalaikumsalam." Jawab Zira lalu ia mendudukkan tubuhnya, ia menatap dua perempuan yang sedang sibuk sendiri.
"Nama kamu Zira?" Tanya salah satunya. Zira mengangguk sebagai jawaban.
"Aku Azizah, lebih lengkapnya Caramel Azizah." Gadis dengan mukena putih itu mengulurkan tangannya, lalu Zira menjabatnya.
"Hai Zira!" Sapa gadis satunya.
"Aku Andina, lebih lengkapnya Andina Putri Meyshana." Gadis itu tampak sangat ceria, bisa dilihat saat ia tersenyum menampakkan giginya.
Zira hanya tersenyum canggung, ia belum terbiasa dengan kehadiran mereka. Setelah itu Zira tiba-tiba menghampiri Azizah. "Zah! Kamu udah lama nyantren disini?" Tanya Zira.
Azizah yang tengah menata buku-bukunya itu menoleh ke arah gadis itu, lalu ia mengangguk. "Sekitar delapan tahun?" Tebak Azizah jika tidak salah.
"Pasti udah tau daerah pesantren kan?" Tanyanya lagi.
"Emang kape lapo Zir?" Itu Andina yang bersuara.
Zira menyuruh meraka untuk mendekat. "Kalian tau jalan tikus buat keluar pesantren ga?" Ujarnya berbisik.
"Jangan bilang kamu mau kabur?" Ujar Azizah menebak.
"Hehe...iya." Zira menyengir kuda.
"Astaghfirullah, jangan coba-coba Zira!" Azizah memberi peringatan.
"Emang kenapa sih?" Ujar Zira.
"Pokoknya jangan coba-coba Zir, awakmu ero ga hukuman gawe santri seng ketahuan kabur?" Ujar Andina.
"Apa?" Tanya Zira penasaran.
"Hukuman bagi santri yang kabur, akan di panggil kedua orang tuanya!" Jelas Azizah.
"Itu kalau ketahuan aja sih." Ujar Andina.
"Jadi kalau ga ketahuan, bisa bebas kan?"
"Terserah mu, dikandani ngeyel." Ujar Andina lalu ia juga mengikuti Azizah menata buku-bukunya.
"Tadi kamu darimana? Pergi sama Ning Disya ga balik-balik? padahal tadi aku lihat Ning Disya menuju ndalem tapi ga ngeliat kamu." Tanya Azizah.
"Nyasar." Ujarnya santai lalu kembali merebahkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMASAH CINTA (END)
SpiritualReligi - Romance "Dengan cara apapun, pacar kamu ngga akan bisa mengalahkan saya jika lauhul Mahfudz kamu itu saya! Saya dan kamu akan menjadi cinta abadi sampai ke Jannah." - Zema Sa'ad Alamar ____________________________________ Nikah muda. Hal i...