.....
Pagi ini, Zira merasa tidak enak badan, maka dari itu ia absen tidak melaksanakan sholat tahajud tadi. Namun ia tetap melaksanakan sholat subuh di asrama, sedari tadi gadis itu hanya meringkuk di kasurnya.
Zira merasakan kepalanya yang sangat pusing, hidung memerah serta mata sayu. Ia menggigil sehingga tubuhnya ia tutupi dengan selimut tebal.
Azizah maupun Andina sudah terlebih dahulu pergi ke kampus, karena memang hari ini jadwal mereka ke kampus. Saat ini Zira berada di asrama sendirian dan gadis itu lebih memilih untuk tidur, hingga ketukan pintu membangunkan Zira dari tidurnya.
Tok tok
Zira yang tadinya menutup mata, kini membukanya dan melihat Gus Zem masuk ke dalam. Untung saja tak ada orang di sini, gadis itu hanya menatap suaminya yang kini sudah duduk di tepi ranjang.
"Zira, kamu sakit?" Ujarnya sembari menyentuh kening Zira dengan punggung tangannya, laki-laki itu terkejut saat merasakan tubuh istrinya yang demam.
"Astagfirullah, kamu demam!" Kejutnya, segera ia berdiri lalu berniat menggendong gadis itu.
Gus Zem menyelipkan tangannya pada tubuh Zira, melihat itu Zira membulatkan matanya. "Gus mau ngapain?" Tanyanya terkejut.
"Sudah kamu diam, di asrama ngga ada orang. Jadi tenang saja!" Ujarnya mengerti kekhawatiran istrinya ini.
Lalu Gus Zem menggendong gadis itu dan akan membawanya ke ndalem, karena di asrama tidak ada orang mangkanya laki-laki itu membawa istrinya ke ndalem agar ia lebih leluasa merawat Zira yang sedang sakit.
Sesampainya di ndalem, Gus Zem segera membaringkan tubuh mungil Zira di kasur. Lalu ia melangkah ke dapur untuk mengambil handuk kecil serta baskom yang ia isi dengan air hangat, Gus Zem berniat mengompres istrinya.
Setelah kembali, ia duduk di tepi ranjang. Kemudian membasahi handuk kecil tadi ke dalam air hangat yang ada di baskom, setelahnya menempelkannya di kening gadis itu.
Zira terpejam, ia tidak memiliki tenaga apa pun. Melihat istrinya terbaring lemah, membuat Gus Zem merasa tidak tega. Bagaimana gadis itu bisa sakit seperti ini?
"Syafakillah fii jasad, ya zawjati." Lalu Gus Zem mencium kening Zira dengan sangat lama.
🌙
Setelah tidur cukup lama, kini Zira terbangun. Melihat Gus Zem yang tidur di sebelahnya sambil memeluk dirinya, tidak terasa gadis itu menyunggingkan senyumnya.
Zira merasa tubuhnya sedikit membaik, untung saja ada Gus Zem yang merawatnya tadi. Gadis itu memiringkan tubuhnya menghadap sang suami yang sedang tertidur, jarinya menyentuh dahi laki-laki itu lalu ia turunkan sampai ke hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMASAH CINTA (END)
SpiritualReligi - Romance "Dengan cara apapun, pacar kamu ngga akan bisa mengalahkan saya jika lauhul Mahfudz kamu itu saya! Saya dan kamu akan menjadi cinta abadi sampai ke Jannah." - Zema Sa'ad Alamar ____________________________________ Nikah muda. Hal i...