HC | 42

36.1K 2.2K 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Sudah tiga jam kepergian Zira entah kemana perginya, kini Gus Zem berada diruang asatidz. Laki-laki itu memijat pelipisnya dengan memejamkan matanya, berkali-kali ia mengucap istighfar dalam hatinya.

Sungguh Gus Zem benar-benar menyesali perkataannya tadi ketika ia meminta Zira untuk mengugurkan kandungannya, Gus Zem sudah meminta sang istri berbuat dosa meskipun ia masih belum menerima janin yang dikandung Zira tak seharusnya ia berkata seperti tadi.

"Astagfirullahaladzim." Ia terus beristighfar.

Tok tok

Ketukan pintu itu membuat Gus Zem membuka matanya. "Masuk!" Suruhnya.

"Assalamualaikum Gus." Setelah pintu terbuka melihatkan ustadz Akhtar berdiri diambang pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab Gus Zem kemudian menegakkan tubuhnya.

"Maaf Gus karena sudah mengganggu waktunya, ada yang mau saya bicarakan." Ujar ustadz Akhtar sopan, Gus Zem mengangguk lalu mempersilahkan laki-laki itu duduk di depannya.

"Ini Gus." Ustadz Akhtar memberikan sebuah flashdisk yang sebelumnya tadi juga ia berikan pada Gus Zem.

"Saya tadi kan sudah bilang, ini bukan milik saya." Ujar Gus Zem.

"Iya Gus saya tau, tapi maaf boleh jika Gus buka?" Pinta ustadz Akhtar, Gus Zem mengernyitkan dahinya entah apa yang membuat ustadz Akhtar meminta dirinya membuka flashdisk yang bukan miliknya itu.

"Ini merupakan barang orang lain, saya tidak bisa dengan lancang membukanya." Jawab Gus Zem menolak membuka flashdisk itu.

"Maafkan saya Gus, tapi hal ini sangat mendesak. Jadi tolong Gus Zem buka flashdisk-nya." Ujar ustadz Akhtar kembali meminta.

Tak ingin berdebat terlalu lama ia pun membuka laptopnya dan menancapkan flashdisk itu, lalu ia menunggu instruksi selanjutnya dari ustadz Akhtar.

"Gus bisa membuka folder yang bernama 'Secret Projects'." Ujar ustadz Akhtar kemudian Gus Zem membuka folder tersebut.

Matanya terbelalak terkejut, di sana ada beberapa foto sang istri dan foto seseorang yang tidak ia kenali. Kemudian Gus Zem menelusuri dan lebih terkejut lagi adalah ada foto yang beberapa bulan lalu dikirim padanya yaitu foto Zira bersama pria lain, dan pada detik selanjutnya ia baru menyadari bahwa semua foto itu adalah hasil dari editan yang menggabungkan foto sang istri dengan pria lain.

Gus Zem menatap ustadz Akhtar bertanya, nafasnya naik turun. Ia bingung, apakah selama ini ia percaya pada bukti palsu?

"Siapa pemilik flashdisk ini?" Tanya Gus Zem sedikit menahan amarahnya.

"Salah satu santriwati disini Gus." Jawab ustadz Akhtar.

"Panggil santriwati itu kesini sekarang!" Ujar Gus Zem penuh penekanan dan segeralah ustadz Akhtar pergi untuk memanggil santriwati yang dimaksud. Ia mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa selama ini Gus Zem percaya dengan bukti palsu dan membuat sang istri menderita karenanya?

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang