.....
Terhitung sudah dua hari Zira tak menemui Gus Zem, ia masih enggan berbicara dengan suaminya itu. Bukan marah karena Dika mengetahui status mereka, tapi marah karena Gus Zem tak bisa menepati janjinya untuk merahasiakan pernikahan mereka hingga Zira siap untuk mengungkapnya.
Kini gadis itu tengah berada di dalam asrama, entah sejak kapan ia jadi rajin menghafal Al-Qur'an. Buktinya sekarang Zira lagi murajaah dan dibimbing oleh teman sekamarnya yaitu Azizah, dengan telaten gadis itu sedikit mengoreksi kesalahan bacaan Zira.
"MasyaAllah...aku seneng banget kamu udah lancar." Ungkap Azizah menyunggingkan senyuman pada Zira.
"Iya Alhamdulillah, aku juga bingung kenapa baru-baru sekarang aku lancar hafalan." Balas Zira.
"Ga apa-apa, yang penting udah berusaha terus." Ujar Azizah.
"Nanti kamu setoran ke ummah Halimah ya, atau ngga kamu juga bisa setoran ke Gus Zem." Ujar Azizah.
Mendengar nama suaminya, membuat Zira berpikir. Apakah ia sudah melewati batas? Sebenarnya Zira juga sudah tidak marah. Hanya saja ia masih enggan bertemu.
"Iya, nanti aku setoran." Balas Zira.
Saat akan membereskan kasur, ketukan pintu pun terdengar. Membuat perhatian kedua gadis yang ada di dalamnya itu teralihkan, ia mendapati Ning Disya berdiri di ambang pintu.
"Assalamualaikum." Sapa Ning Disya.
"Waalaikumsalam." Jawab keduanya.
"Ning Disya? Ada apa?" Zira menghampiri gadis itu, wajah Ning Disya tampak panik.
"Mba Zira..." Ujar Ning Disya menjeda.
"Mba Zira dipanggil ke ndalem." Lanjut Ning Disya.
"Ada apa?" Tanya Zira.
"Nanti akan dijelaskan di sana." Jawab gadis itu. Zira pun mengangguk sebelumnya ia berpamitan pada Azizah.
"Zah, aku ke ndalem dulu ya. Assalamualaikum." Pamitnya.
"Waalaikumsalam." Jawab Azizah. Segeralah Zira serta Ning Disya menuju ndalem, entah apa yang terjadi hingga membuat adik iparnya itu panik?
Sampai di teras ndalem, Zira segera masuk ke dalam. Di sana ada banyak orang termasuk Ansel, yang mampu membuat Zira terkejut atas kehadiran gadis itu.
"Ansel." Ujarnya terkejut lantas mendekat kearahnya, betapa terkejutnya Zira melihat luka lebam di sekujur tubuh sahabatnya itu.
"Sel, kamu kenapa?" Ujarnya khawatir, belum sempat menjawab Ansel memeluk tubuh gadis itu lalu terisak di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMASAH CINTA (END)
SpiritualReligi - Romance "Dengan cara apapun, pacar kamu ngga akan bisa mengalahkan saya jika lauhul Mahfudz kamu itu saya! Saya dan kamu akan menjadi cinta abadi sampai ke Jannah." - Zema Sa'ad Alamar ____________________________________ Nikah muda. Hal i...