HC | 13

46.4K 2.8K 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Gus Zem terbangun dari tidurnya, ia mendapati Zira berada di samping kirinya. Gadis itu tertidur dengan tenang, Gus Zem tersenyum melihatnya. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu, lalu mencium pipi kanan Zira sekilas.

Zira merasa tidurnya terusik, membuat gadis itu membuka matanya. Lantas terkejut melihat wajahnya yang begitu dekat dengan Gus Zem.

"G-gus?" Ujar Zira. Laki-laki itu hanya diam memperhatikan wajah cantik Zira. Ingin sekali ia mencium bibir ranum gadis itu.

"Saya wudhu dulu, terus kita sholat tahajud bersama." Gus Zem menjauhkan wajahnya, Zira merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Mengingat beberapa waktu lalu jarak mereka sangat dekat.

Laki-laki itu segera masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Zira mendudukkan tubuhnya. Sudut bibirnya terangkat mengingat suaminya itu mencium pipinya saat tidur tadi, entah mengapa ia merasa salah tingkah.

Kini keduanya sudah siap melaksanakan sholat tahajud, dengan Gus Zem yang menjadi imam. Untuk pertama kalinya ia menjadi imam selain mengimami santrinya, tak lain adalah istrinya sendiri.

"Allahuakbar." Gus Zem mengangkat kedua tangan ke atas sembari mengucapkan takbir, lalu diikuti Zira sebagai makmumnya.

Mereka melaksanakan sholat tahajud dengan khusyuk, sampai rakaat terakhir. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Gus Zem mengucap salam dan menoleh ke kanan dan kiri. Setelah itu ia berzikir, Zira mengikutinya.

Setelah berdoa, tiba-tiba laki-laki itu merebahkan tubuhnya di paha Zira. Lantas gadis itu terkejut melihatnya, tak urung ia juga mengelus pipi suaminya.

"Terimakasih Zira." Ujar Gus Zem mengulas senyum, melihat itu membuat Zira gugup ditatap oleh suaminya.

"Jangan senyum!" Ungkap Zira, laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya bertanya.

"Kenapa?" Tanyanya dengan menoel pipi Zira dari bawah.

"Gus!" Zira memalingkan wajahnya, tingkah istrinya ini membuatnya terkekeh gemas.

Lalu ia menegakkan tubuhnya, setelahnya mencium kening Zira sangat lama.

"Sholat subuh di sini aja." Ujar Gus Zem.

"Tapi Zira kan harus segera kembali ke asrama." Protes Zira, sebenarnya ia tidak apa-apa jika sholat subuh bersama suaminya. Namun Zira juga harus segera kembali ke asrama, sebelum temannya mengetahui dirinya berada di ndalem.

Laki-laki itu menghela nafas. "Biar nanti saya cariin alasannya."

"Mau ya?" Ujar Gus Zem menekuk bibirnya, melihat itu membuat Zira gemas dengan suaminya. Ia yang mengenal Gus Zem sebagai laki-laki dingin, ketus dan nyebelin itu berubah menjadi laki-laki yang manja di depannya.

Zira mengangguk, membuat laki-laki itu menyunggingkan senyumnya.

🌙

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang