HC | 46

41.9K 2.4K 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Ketukan pintu utama mengalihkan perhatian Zira yang sedang sibuk dengan urusan dapur, karena Hasti yang notabenenya adalah asisten rumah tangga dirumahnya sedang izin berakhirlah Zira yang hari ini memasak sarapan.

Wanita itu membersihkan tangannya terlebih dahulu sebelum menuju ruang tamu untuk membukakan pintunya, ia dibuat terkejut karena kedatangan kakak laki-lakinya bersama kakak ipar sekaligus temannya itu-Azizah.

"Mas Ibra." Zira berlalu memeluk sang kakak karena sudah lama ia merindukannya, semenjak menikah keduanya itu pindah ke rumah dimana rumah itu yang sudah dibeli Ibra untuk sang istri.

Setelah mempersilahkan masuk, Zira kembali ke dapur untuk melanjutkan masak serta menyiapkan minuman untuk pengantin yang usianya sudah mencapai tiga bulan itu.

"Abah, ada mas Ibra." Sekilas Zira mengetuk pintu sang ayah untuk memberitahu kedatangan putra dan menantunya dan kembali menuju ruang tamu untuk menyajikan minuman.

"Zah, apa kabar?" Tanya Zira setelah berhasil mendudukkan tubuhnya di sofa single sebelah Azizah.

"Alhamdulillah baik, Zira." Jawab Azizah sedikit antusias, melihat wajah sang sahabat yang sangat gembira itu membuat Zira penasaran.

"MasyaAllah ada menantu Abah." Sambut Hasan pada Azizah kemudian wanita itu mencium punggung tangan sang ayah mertua.

"Yang disambut cuma menantunya aja nih bah? Anaknya ngga?" Ujar Ibra bercanda.

"Azizah kan putri Abah." Ujar Hasan dengan gelak tawa diakhirnya.

Melihat jam sudah akan menunjukkan pukul tujuh, Zira segera ke kamar untuk mengambil tas kuliahnya.

"Bah, Zira izin berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Pamit Zira mencium punggung tangan sang ayah begitupun pada sang kakak laki-lakinya.

"Ga bisa nanti dulu berangkatnya dek? Masih ada waktu dikit kan, mas mau menyampaikan kabar baik." Ujar Ibra.

"Kabar baik? Kabar baik apa?" Mengurungkan niat untuk berangkat kuliah, Zira kembali duduk di sebelah sang kakak.

"Bah, Zira. Saya dan juga Azizah ingin menyampaikan bahwa sebentar lagi kami akan menjadi orang tua." Zira mencoba mencerna perkataan Ibra, hingga ia menyadarinya.

"HAH SERIUS?" Zira melompat kegirangan serta memeluk Ibra maupun Azizah secara bergantian.

"Zah, selamat!" Pekik Zira sedikit terharu.

"Alhamdulillah, pesan Abah jaga selalu istri kamu ya. Jangan sampai kejadian yang Zira alami terjadi pada istri kamu." Ucapan Hasan membuat suasana menjadi hening, Zira yang tadinya sangat antusias itu menatap sebal pada sang ayah.

"Bah, ga usah ungkit kejadian itu! Abah bisa ngga lupain aja?" Ujar Zira.

"Sampai kapanpun Abah ngga akan pernah bisa melupakannya Zira!" Hasan menatap dengan tegas pada sang putri.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang