EKSTRA PART I

33.8K 1.9K 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Kehadiran buah hati selalu ditunggu-tunggu oleh pasangan yang sudah menikah, ada dari mereka yang bertahun-tahun menunggunya dan ada pula yang baru saja menikah ia langsung diberi amanah oleh sang maha kuasa.

Seorang anak di dalam pernikahan merupakan hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepada hambanya, rasa bahagia itu juga dirasakan oleh keluarga kyai Nadim.

"Ummah, sakit," rintih seorang wanita dengan peluh yang memenuhi dahinya.

Nafasnya ia tarik dan ia buang secara teratur, rasa sakit saat merasakan gelombang cinta tiada tara rasanya.

"Sabar ya Zira, ayo tarik nafas lagi lalu buang." Ummah Anum dan begitupun ummah Halimah setia menemani sang menantu.

Mungkin sebagian dari kalian mengetahui jika ummah Halimah sempat tak suka dengan menantunya itu, wanita yang sudah melahirkan sang suami itu terus memperlakukan buruk Zira.

Namun kini tidak lagi, sejak kehamilan Zira yang kedua justru ummah Halimah lah yang paling memperhatikannya. Dulu ummah Halimah tak menyukai Zira kerena menurutnya sang menantu bukanlah menantu yang diidam-idamkannya, namun seiring berjalannya waktu ummah Halimah sadar bahwa setiap menantu mempunyai kriterianya sendiri.

Ia menuntut Zira untuk bisa menjadi menantu idamannya, namun ia lupa bahwa ummah Halimah seharusnya juga bisa menjadi mertua idaman untuk Zira.

"Zira sabar ya nak, rasa sakit ini akan terbayar saat bayi kecil kalian lahir. Tenang saja ummah selalu ada disini," tutur ummah Halimah yang tak tega melihat kondisi sang menantu yang kesakitan.

"Zira ngga kuat ummah." Zira terisak merasakan gelombang cinta yang terus datang.

"Jangan bilang seperti itu, ummah yakin kamu kuat. Sabar ya nak." Ummah Anum terus menenangkan sang menantu.

"Permisi, sudah waktunya ibu Zira dibawa ke ruang bersalin," ujar seorang suster.

"Ummah," rengek Zira. Wanita itu segera dipindahkan ke kursi roda untuk dibawa keruang bersalin, sebenarnya Zira cukup merasa takut dan gugup.

"Tidak apa-apa, ummah disini." Ummah Halimah menenangkan.

"Tenang Zira, kita akan menghubungi Zema untuk memberitahunya bahwa anaknya akan segera lahir," ujar Ummah Anum.

Zema yang merupakan suami Zira itu tak bisa hadir di rumah sakit saat ini, tiga hari sebelum sang istri akan melahirkan ia berangkat keluar kota untuk mengisi kajian yang sudah terjadwal.

Awalnya Zira bersikeras untuk ikut, mengingat kandungannya yang sudah membesar tentu saja Zema melarangnya.

Namun Allah berkehendak Zira akan melahirkan tiga hari setelah kepergian Zema, laki-laki itu berencana keluar kota selama seminggu karena jadwal kajian yang padat.

"Assalamualaikum ummah." Terdengar sapaan dari seberang sana.

"Waalaikumsalam Gus." Suara serak karena terharu membuat bingung Gus Zem.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang