HC | 14

45.9K 3K 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Merasa bosan di kamar saja, Zira berniat membuka pintu kamar lalu mengintip apakah Azizah sudah kembali ke asrama atau belum.

Dilihat sudah sepi, gadis itu keluar dari kamar, lalu menutup pintu secara perlahan. Tadi suaminya pamit dipanggil oleh Abah kyai, entah dimana mereka sekarang.

Zira berjalan ke arah dapur, ia mendapati ummah Anum yang sedang mempersiapkan makan malam.

"Ummah!" Panggilnya.

"Eh, ada Zira?" Ujarnya tersenyum.

"Ayo sini!" Pintanya, Zira pun mendekat ke arah ibu mertuanya itu.

Ia memperhatikan ummah Anum yang sedang memotong bawang, melihat itu ia berniat membantunya.

"Zira boleh bantu?" Tanya Zira.

Saat ummah Anum mengangguk, dan gadis itu akan mengambil alih potongan bawangnya. Ummah Halimah yang baru saja datang berkata. "Emangnya kamu bisa masak? Kalau ga bisa mending ga usah ganggu kami, malah bikin berantakan nanti!" Perkataan ummah Halimah sedikit menyinggung perasaan gadis itu.

"Ga papa mba, kalau emang Zira ga bisa masak. Kita kan bisa ajarin dia, ya kan Zira?" Ucap ummah Anum membela.

"Yo wes sak karep mu!" Ummah Halimah melenggang pergi membersihkan sayuran yang sudah ia petik di kebun pesantren tadi.

"Dilanjut aja nak!" Pinta ummah Anum tersenyum. Mendengar itu, Zira mencoba tak menghiraukan perkataan ummah Halimah.

Ia memotong bawangnya dengan sangat hati-hati, namun pikirannya tidak fokus. Zira memikirkan Dika, bagaimana nasibnya saat pacarnya itu mengetahui bahwa ia mengkhianatinya.

Srek

"Awshh..." Pisau yang digunakan Zira itu tak sengaja menggores sebagian daging jari telunjuknya, ia meringis kesakitan.

Darah segar mengalir dari sana. "Astagfirullahaladzim." Pekik ummah Anum melihat tangan Zira yang mengeluarkan darah.

"Zira! Kok bisa kegores sih!" Ujar ummah Anum khawatir. Ia mengambil kotak P3K diatas lemari es, segera mengobati luka gadis itu.

"Mangkanya kalau emang ga bisa masak, mending kamu tiduran aja sana di kamar!" Omel ummah Halimah. Zira merasa tak pernah dihargai kedatangannya oleh wanita itu, mengapa ummah Halimah selalu mengatakan hal yang tidak mengenakkan untuk hatinya?

"Maaf Ummah, Zira jadi ngerepotin." Ungkapnya merasa tidak enak, niatnya untuk membantu malah merepotkan mereka.

"Sudah tidak apa-apa, sekarang lebih baik Zira istirahat saja ya? Kayaknya kamu lagi banyak pikiran." Ujar ummah Anum.

Zira mengangguk. "Kalau gitu, Zira ke kamar dulu ya ummah. Sekali lagi maafin Zira karena udah ngerepotin ummah."

"Ngga nak, ummah ngga ngerasa direpotkan sama kamu." Ujar ummah Anum tersenyum.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang