HC | 44

37.7K 2.2K 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Dibalik kacamata hitamnya, Sofia tak henti-hentinya menangis. Kakak laki-laki yang selalu ada untuknya itu, tiba-tiba saja meninggal dunia akibat kecelakaan yang dialaminya.

"Bang, kenapa bang Arkan ninggalin Sofia juga? Sofia sama siapa disini? Semua orang ninggalin Sofia bang." Gadis itu mengelus batu nisan yang bertuliskan Arkan Madavi bin Sulaiman.

Sofia menghapus air mata yang terus jatuh dari pipinya, Malam kemarin ia mendadak mendapat kabar jika sang Abang mengalami kecelakaan lalu meninggal di tempat. Gadis yatim piatu yang hanya hidup bersama sang kakak laki-lakinya itu kini tersisa hanya dirinya saja.

Arkan meninggal saat berada di tempat kejadian, dan beruntungnya Zira selamat dari kecelakaan itu.

Flashback on

"ARKAN HENTIKAN MOBILNYA." Teriak Zira melihat Arkan yang membabi buta saat mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.

"KITA BISA MATI!" Ujar Zira ketakutan, ia tak mau mati sekarang hanya karena kebodohan Arkan!

"Hahaha, sekalian aja kita mati sama-sama." Arkan tertawa melihat Zira sekilas dengan tatapan mengerikan membuat Zira semakin takut di buatnya.

"Arkan tolong, hentikan mobilnya. Selesaikan masalah kamu sama mas Zema dengan baik-baik, jangan sampai kamu memiliki rasa dendam." Ujar Zira, ia berteriak tidak akan membuat Arkan sadar dari perbuatannya. Mungkin saja jika Zira berbicara secara halus akan bisa membuat laki-laki itu sadar.

"Suami kamu pembunuh Zira! Ia sudah merenggut seseorang saya cintai, karena dia saya dan adik saya hidup menderita!" Ujarnya dengan nafas naik turun, rasa dendam yang ia pendam selama beberapa tahun itu terus tumbuh dihatinya dan kini bertambah besar.

"Dengan kamu memiliki dendam tidak akan menyelesaikan masalah, tolong coba selesaikan dengan baik. Saya yakin semuanya akan terselesaikan dengan baik, Arkan." Zira terus mencoba berbicara dengan laki-laki itu, tapi ia tak tahu jika seorang Arkan memiliki dendam itu akan susah dihilangkan.

"Zema sudah membunuh ibu saya! Masalah ini tidak akan pernah selesai, akan terselesaikan jika nyawa ibu saya bisa kembali!" Percuma sekali berbicara dengan Arkan, laki-laki itu sangat keras kepala.

"Tolong hentikan mobilnya! Saya mohon." Zira menyerah, kini ia hanya bisa memohon lagi agar Arkan menghentikan mobilnya.

"Sebelum kita mati bersama! Saya ingin hidup suami kamu menderita. Kita lihat saja bagaimana Si pembunuh itu melihat jasad kamu ada di depan matanya?" Ujar Arkan menyeringai.

Zira menghembuskan nafasnya, Arkan benar-benar keras kepala. Kecepatan mobil semakin bertambah, jika Zira harus meninggal dengan cara seperti ini baiklah ia akan pasrah.

Hingga dari arah berlawanan ada sebuah truk yang ugal-ugalan sebelum Arkan menghindar, truk itu terlebih dahulu menabrak mobilnya. "AWAS ARKAN." Teriak Zira.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang