SPESIAL PART

41.6K 2.2K 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Zira saat ini sedang bersantai di teras yang sekarang ada kursi gantung di sana, wanita itu membawa sebuah novel yang sedang ia baca. Entahlah akhir-akhir ini Zira gemar sekali membaca buku, apalagi yang bergenre islami.

Dengan camilan yang berada di pangkuannya, ia makan dengan tenang. Membaca setiap bait narasi yang ada pada novel itu, sesekali ia tersenyum ketika membaca bagian yang romantis dan sesekali kesal saat ada adegan yang membuat dirinya emosi.

"Asik banget si." Suara itu mengalihkan perhatian Zira sekilas setelah itu ia kembali membaca.

Zema yang baru saja kembali dari ruang asatidz itu duduk di pinggir sang istri, berniat untuk memeluknya Zira malah mendorong tubuh sang suami.

"Mas Zema bau." Ujarnya dengan menutup hidungnya.

Mendengar itu Gus Zem mengendus tubuhnya, tapi ia tidak merasa jika dirinya itu bau lalu mengapa Zira mengatakan jika dirinya bau?

"Engga bau sayang, malah wangi." Ujarnya mencoba memeluk sang istri lagi.

"Bau mas, pakai parfum apa sih? Zira pengen muntah rasanya." Zira mendorong sang suami lagi sambil menutup hidungnya.

"Ya pakai parfum biasanya, tapi ini wangi kok." Ujar Gus Zem mencoba meyakinkannya.

"Zira ga suka, besok ganti parfum aja!" Ujarnya, tapi mengapa mata gadis itu tiba-tiba berkaca-kaca?

Zira menekuk bibirnya, menatap Gus Zem dengan mata yang sedikit lagi meneteskan air matanya. Melihat itu membuat Gus Zem bingung, mengapa istrinya tiba-tiba sedih?

"Kamu kenapa sayang?" Ujar Gus Zem mencoba memeluk sang istri, kali ini wanita itu tidak mendorongnya lagi malah ia menangis di dalam pelukan sang suami.

"Hiks..."

"Hei, kamu kenapa hm?" Gus Zem menyeka air mata yang terus berlinang dikedua pipi Zira, wanita itu terus menangis membuat Gus Zem bingung apa yang sebenarnya terjadi.

"Bicara sama mas, kamu kenapa?" Gus Zem memegang kedua bahu Zira menatap sang istri khawatir.

"Huaaa...Zira kesel sama mas Zema!" Wanita itu menangis tambah histeris, memukul dada Gus Zem dengan keras.

Segeralah laki-laki itu membawa sang istri pada pelukannya lagi. "Kenapa? Mas ngelakuin apa sampai buat kamu kesel hm?"

Dengan bibir yang tertekuk, Zira menatap marah pada sang suami sesekali ia menghirup ingusnya yang sedikit lagi menetes.

"Tadi katanya bentar doang perginya, kenapa sekarang baru balik?" Ujar Zira, Gus Zem menghembuskan nafasnya seraya terkekeh mendengar alasan sang istri marah kepadanya.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang