HC | 30

42.8K 2.4K 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

"Assalamualaikum." Seorang gadis mengucap salam saat sampai di depan pintu utama ndalem.

Kebetulan Gus Zem yang saat itu tengah mengaji menjawab salamnya. "Waalaikumsalam." Lalu ia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

Setelah mengaji bersama tadi, Zira langsung mencari kesempatan untuk kembali ke asrama.

Gadis dengan gamis abu-abu itu tersenyum saat melihat Gus Zem yang menyambutnya, melihat kedatangan gadis yang mengucap salam tadi. Gus Zem juga menyunggingkan senyumnya.

"Loh Shanum?" Kejutnya, karena sudah lama gadis itu tidak pernah menginjak di pondok pesantren An-Nafi' lagi sejak ia kuliah di luar kota.

"Gimana kabarnya Gus?" Tanya Ning Shanum, sebelum menjawab Gus Zem mempersilahkan gadis itu masuk terlebih dahulu ke ndalem.

Ning Shanum mendudukkan tubuhnya di sofa, dengan Zema yang berjalan ke dalam bermaksud memanggil ummah-nya.

"Loh ada nduk Shanum?" Tanya ummah Halimah antusias melihat kedatangan gadis yang sangat ia rindukan.

Setelah itu Zema menjawab pertanyaan Ning Shanum tadi. "Alhamdulillah, saya baik Ning." Zema juga mendudukkan tubuhnya di sebrang Shanum sedangkan sang ummah berada di samping gadis itu.

Aqilah Shanum, ia merupakan Ning di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur yaitu pesantren Darussalam anak bungsu dari kyai Sholeh. Zema dan Shanum sudah kenal sejak mereka masih kecil, maka dari itu Gus Zem sudah menganggap Shanum sebagai adiknya sendiri.

"Pulang dari kapan?" Tanya ummah Halimah, wanita itu terlihat berbeda dengan saat ia di depan Zira. Ummah Halimah lebih lembut saat di depan Ning Shanum.

"Sudah dua hari yang lalu ummah, tapi baru sempat datang kemari." Ujarnya menyunggingkan senyum.

"Ummah itu kangen banget loh sama Ning!" Ungkap Zema, mendengar itu Shanum terkekeh.

"Terus, Gus Zem ngga kangen saya?" Ujarnya bercanda.

Sebelum sempat menjawab, ketukan pintu itu mengalihkan perhatian mereka. Gus Zem mendapati Zira yang membawa beberapa tumpukan buku ditangannya itu tengah berdiri di ambang pintu.

"Zira?" Ujar Gus Zem.

Bukannya membawa Zira masuk, laki-laki itu malah terkejut dengan kedatangan gadis itu.

"Mbok ya disuruh masuk, cape ini loh meganginnya!" Protes Zira, mendengar itu Gus Zem segera membawa istrinya ini masuk.

Saat berada di ruang tamu ndalem, Zira melihat ummah Halimah dengan seorang wanita yang tidak ia kenal itu sedang bergurau. Baru kali ini ia melihat ibu mertuanya itu tertawa, sedangkan saat dengan dirinya selalu bersikap kasar.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang