HC | 03

56.3K 3.4K 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Selesai melaksanakan sholat maghrib, kini kedua keluarga itu berada di ruang tamu ndalem. Zira  merasa bosan hanya melihat para orang tua yang sedang berbincang sedangkan kakaknya itu sedang menerima telepon di luar.

"Zira, sekarang semester berapa?" Zira yang merasa diajak bicara itu tersenyum sebelum menjawab.

"Alhamdulillah sudah semester 6."

"Kurang dua semester lagi ya lulus." Gadis itu hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.

"Mas!" Zira melihat kedatangan Ibra yang kembali dari menerima telepon itu menyuruhnya untuk duduk disampingnya.

"Ada yang mau aku tanyain." Ujarnya berbisik.

Sedari tadi ia sudah penasaran hanya saja ia malu bertanya pada kedua orang tuanya. Dasar Zira tukang kepo!

"Kenapa?" Ibra ikut berbisik.

"Itu yang di sebelah kanan kyai siapa?" Ujarnya menunjuk wanita paruh baya yang bertanya kepadanya tadi.

"Itu ummah Anum, istrinya kyai."

"Terus di sebelah kirinya." Di sana ada wanita paruh baya juga yang usianya lebih tua dari ummah Anum.

"Itu ummah Halimah, istri pertama kyai." Jawaban dari kakaknya itu membuat Zira menutup mulutnya karena terkejut.

"Kyai punya dua istri?" Ujarnya sedikit keras, untung saja tidak ada yang mendengar kecuali mas-nya itu.

"Sstt..kecilin suaranya." Ujar Ibra merasa tak enak.

Zira hanya memperhatikan ketiganya, bagaimana mereka bisa akur. Gadis itu saja berpikir bahwa ia tak sudi dipoligami jika sudah menikah nanti, lalu bagaimana kedua istri ini bisa damai-damai saja?

"Em, Zira boleh numpang kamar mandi?" Mendengar itu semua orang berhenti berbicara dan menoleh ke arah Zira.

"Boleh, ayo saya antar." Ujar ummah Anum.

Ia menoleh ke arah ummah Halimah sekilas, Zira merasa bahwa istri pertama kyai yang satu ini sedikit cuek.

"Ini Zira, saya tinggal ya." Ujar ummah Anum.

Tak berpikir lama ia segera masuk ke dalam kamar mandi, setelah beberapa menit ia keluar dari sana. Saat berjalan ia menunduk karena melihat gamisnya yang basah akibat terguyur air sedikit tadi, dan Zira tak sengaja menabrak seseorang.

Dug

"Eh?" Kejutnya.

Zira mendongak lalu melihat laki-laki muda yang berada di depannya, lantas saja ia berjalan mundur namun kakinya menginjak kain bagian bawah gamis membuat gadis itu kehilangan keseimbangan. Zira reflek memegang tangan laki-laki yang ditabraknya tadi.

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang