Religi - Romance
"Dengan cara apapun, pacar kamu ngga akan bisa mengalahkan saya jika lauhul Mahfudz kamu itu saya! Saya dan kamu akan menjadi cinta abadi sampai ke Jannah." - Zema Sa'ad Alamar
____________________________________
Nikah muda. Hal i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
Tok tok tok
Ketukan pintu dari arah luar kamar, segeralah Gus Zem membuka pintunya. Mendapati Disya yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.
"Kenapa, dek?" Tanya Gus Zem.
"Ditimbali Abah, suruh makan." Jawab Disya.
Kemudian ia celingukan mengintip ke dalam kamar mas-nya itu. "Ada mba Zira?" Tanyanya, Gus Zem mengangguk sebagai jawaban.
"Yo wes, Disya ke dapur dulu." Pamitnya, setelah itu Gus Zem kembali ke dalam kamar.
Zira baru saja keluar dari kamar mandi, ia melihat suaminya yang berdiri di ambang pintu.
"Kenapa berdiri disitu Gus?" Tanya Zira.
Laki-laki itu menghampiri Zira yang hendak mengambil hijabnya di atas lemari, alangkah terkejutnya gadis itu merasakan seseorang di belakangnya.
Lantas ia berbalik menatap sang suami yang saat ini juga sedang menatapnya, tangan Gus Zem terangkat untuk membantu Zira mengambil hijabnya.
Jantung Zira rasanya bekerja lebih cepat, ia segera memalingkan wajahnya. Bisa dilihat saat ini pipi gadis itu memerah, sedangkan Gus Zem memundurkan tubuhnya setelah itu memberi sang istri hijab berwarna hitam.
"Saya tunggu diluar." Ujar Gus Zem kemudian meninggalkan Zira yang masih terdiam.
Ia menyentuh dadanya dan merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. "Astagfirullah, kenapa deg-degan gini?" Monolognya, tak urung ia tersenyum mengingat wajah tampan sang suami.
"Gantengnya." Ujarnya tersenyum.
"Astagfirullah." Lanjutnya menepis pikirannya tentang Gus Zem. Lalu Zira memakai hijabnya dengan rapi.
Saat keluar dari kamar, ia mendapati Gus Zem yang tengah duduk di kursi dekat dengan kamar mereka.
"Gus, Zira balik asrama dulu ya." Ujarnya saat sudah berada di depan suaminya itu.
"Nanti kembalinya, makan dulu." Suruh Gus Zem namun Zira menggelengkan kepalanya.
"Zira makan di kantin aja." Ujarnya.
"Kenapa? Tadi di suruh Abah makan di sini aja." Balas Gus Zem.
"Ga papa, Zira makan di kantin aja. Tolong bilangin Abah Nadim, kalau Zira udah balik ke asrama." Ujarnya.