.....
Hari ini Zira ada jadwal kuliah, maka dari itu ia menyibukkan dirinya menata buku-buku yang akan ia bawa ke kampus.
Bertepatan dengan Azizah yang baru saja kembali dari ndalem, ia baru saja setor hafalan ke ummah Halimah. Sedangkan Andina, gadis itu tengah sibuk membantu ummah Anum yang sedang memasak di dapur bersama dengan santriwati lain. Katanya akan ada acara nanti.
"Udah mau berangkat?" Tanya Azizah.
"Iya nih," Jawabnya, kemudian mengambil buku yang masih tersisa.
"Kamu ditunggu sama Gus Zem." Ujar Azizah. Zira yang akan meninggalkan asrama itu memberhentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah gadis itu.
"Gus Zem?" Tanyanya menaikkan satu alisnya.
"Iya Zira, Gus Zem suami kamu." Jelas Azizah.
"Ada apa?" Tanyanya lagi, Azizah mengedikkan bahunya. Karena gadis itu hanya disuruh memanggil Zira saat sedang membantu ummah Anum tadi.
"Ya udah, kalau gitu aku berangkat." Pamitnya, tak berpikir terlalu lama Zira segera menemui suaminya itu.
Sampai di halaman ndalem, ia menemukan Gus Zem tengah berdiri di dekat mobil berwarna putih. Di sana juga ada Ning Disya yang berdiri di dekat kakak laki-lakinya itu.
Segeralah Zira mendekat ke arah dua adik-kakak itu. "Ada apa?" Tanyanya.
"Berangkat sama saya." Ujarnya.
"Ga usah Gus, nanti kalau ada santri lain liat gimana?" Balasnya. Zira bukannya tidak mau menerima tawaran suaminya itu, hanya saja dengan status mereka yang masih disembunyikan ia sedikit khawatir para santri melihat mereka hanya berduaan dan takutnya akan menjadi fitnah.
"Ada Disya, kamu ngga usah khawatir." Ujarnya, lalu menyuruh Zira agar segera masuk.
"Ayo mba, saya ke sana juga mau liat-liat kampus lagi." Sebenarnya Disya berbohong tentang ingin melihat kampus Zira, karena ia ikut atas dasar permintaan dari mas-nya itu. Katanya biar bisa mengantar sang istri.
Zira pun segera masuk dengan duduk di kursi belakang bersama dengan Disya. "Saya jadi sopir ini ceritanya?" Ujar Zema, karena hanya laki-laki itu yang duduk di kursi pengemudi tanpa ada orang lain di sampingnya.
"Ya kan emang mas yang nyopir mobil." Jawab Disya terkekeh, Zira juga ikut tertawa kecil melihat wajah suaminya yang masam.
"Sesuai aplikasi ya mba." Ujar Gus Zem, membuat kedua gadis berbeda usia itu tertawa kencang mendengar lelucon laki-laki itu.
Dan segeralah Gus Zem melajukan mobilnya, membiarkan sang istri dan adiknya yang masih menertawakannya.
🌙
Sesampainya di kampus, Zira segera turun dari mobil. Di susul oleh Disya dan Gus Zem yang mendekat ke arahnya.
"Ning Disya mau keliling?" Tawar Zira, mumpung jam kuliahnya belum dimulai. Masih ada waktu sekitar setengah jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMASAH CINTA (END)
SpiritualReligi - Romance "Dengan cara apapun, pacar kamu ngga akan bisa mengalahkan saya jika lauhul Mahfudz kamu itu saya! Saya dan kamu akan menjadi cinta abadi sampai ke Jannah." - Zema Sa'ad Alamar ____________________________________ Nikah muda. Hal i...