HC | 39

31.1K 2K 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Kini kandungan Zira sudah mencapai dua bulan, dengan setiap harinya wanita itu mengalami morning sickness. Seperti sekarang, sejak lima menit yang lalu Zira berada di kamar mandi.

"Hoek...Hoek.." Zira terus memuntahkan cairan bening, wajahnya terlihat memucat.

Seluruh tubuhnya lemas, dan akhir-akhir ini ia juga susah untuk tidur. Terlebih lagi Gus Zem yang mengabaikannya, saat ia mengalami morning sickness seperti ini pun laki-laki itu sama sekali tidak mempedulikannya.

"Mas!" Panggil Zira dengan suara lemas. Gadis itu berdiri di ambang pintu kamar mandi, Gus Zem meliriknya sekilas dan kembali menatap laptop yang berada di pangkuannya.

"Mas, bantuin Zira!" Ujar gadis itu lagi, ia sudah mencoba untuk berjalan namun langkahnya begitu kecil untuk kembali ke atas ranjang.

"Ck, ganggu saya aja!" Dengan terpaksa laki-laki itu menghampiri sang istri yang terlihat begitu lemas, Gus Zem membopong tubuh Zira kemudian ia turunkan di atas ranjang.

"Makasih mas." Ujar Zira mencoba untuk tersenyum, meskipun laki-laki itu terus mengabaikannya.

Saat Gus Zem kembali duduk di tepi ranjang, tiba-tiba saja Zira mendekat dan memeluk perut laki-laki itu. Sontak membuat Gus Zem terkejut, ia memutar bola matanya malas.

"Mas Zema kenapa sih? Kenapa cuekin Zira?" Ujar Zira sedikit terisak di pelukannya. Semenjak hamil, emosi gadis itu susah terkontrol.

Zira jadi sering nangis dan uring-uringan,  membuat Gus Zem malas dengan sikap Zira yang dianggapnya kekanak-kanakan.

"Bisa ngga? Ga usah ganggu saya?" Ujar laki-laki itu dingin.

"Mas Zema udah ga sayang sama Zira? Apa Zira ngelakuin kesalahan?" Gadis itu mengabaikan perkataan sang suami dan terus terisak di pelukannya.

"Zira ga suka mas Zema kayak gini, dimana mas Zema yang selalu perhatian sama Zira?" Lanjutnya.

"Zira! Lepasin!" Laki-laki itu berusaha melepas pelukan sang istri yang sangat erat diperutnya, namun Zira menggelengkan kepalanya dengan kuat.

Gadis itu mendongak, tampak matanya yang memerah serta hidungnya yang juga memerah akibat isakannya. Zira menekuk bibirnya ke bawahnya, dan itu membuat hati Gus Zem terenyuh.

Laki-laki itu sebenarnya tidak tega dengan sang istri, namun mengingat kembali foto yang dikirim oleh seseorang kepadanya membuat Gus Zem enggan mengasihani gadis itu.

"Ck, jangan ganggu saya!" Gus Zem menepis tangan Zira dengan kasar membuat sang empu meringis akibat sentakan dari sang suami.

Gus Zem berlalu keluar dari kamar, gadis itu menatap kepergian laki-laki itu. Ia mendudukkan tubuhnya, lalu menyembunyikan kepalanya di lipatan kakinya. Zira kembali terisak, mengapa begitu menyakitkan?

HAMASAH CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang