Selamat membaca ✈
*
*
*Malam minggu, dikediaman Alfian atau biasa disebut ndalem, maka Abi dari ketiga anak ini akan mengumpulnya anak-anaknya di ruang tengah, untuk bercengramah atau sekedar berbincang-bincang, karena mereka terlalu sibuk di hari-hari lainnya, sehinggan Abi mengumpulkan mereka untuk melepas rasa rindu bersama keluarga.
"Itu cerita apa sih, kayaknya seru banget?" tanya Yusuf yang penasaran, iya menunduk menghadap adiknya Hindun yang menyender di lengannya dengan tangan yang memegang sebuah buku.
"Novel. Tentang islami kok bang," ucap Hindun yang langsung menjelaskan secara terperinci, pasalnya Abangnya ini sungguh cerewet jika mengetahui Hindun membaca atau menonton tentang pacaran. Macam tak tahu jatuh cinta saja.
"Hmmm," Yusuf membelai kepala yang tertutup hijab simpel itu.
"Assalamualaikum," ucap Alfian yang baru datang dan duduk disebelah Hindun, langsung menarik Hindu agar menyenderkan kepalanya di lengannya.
"Waalaikum Salam," jawab Abi, Umi, Yusuf dan Hindun.
"Senangnya diri ini direbutin dua pangeran tampan," gumam Hindun, namun ia masih tetap membaca novelnya. Sungguh pencemburu sekali Alfian ini.
"Bang gimana?" tanya Yusuf, ia menatap Alfian yang tak jauh dari dirinya.
"Apanya?" tanya Alfian balik. Baru saja duduk, sudah disuguhkan pertanyaan yang tak Alfian mengerti.
"Itu, yang kemarin," jelas Yusuf.
"Yang Abang mau nikah, mau apa enggak, kalo enggak ya udah, biar Hindun tetep dapet perhatian dari kedua abang pangeran ini," ucap Hindun yang lagi-lagi tetap menatap novel, rupanya ketampanan Alfian dan Yusuf tidak begitu menarik bagi Hindun, buktinya Hindun lebih betah menatap tulisan di setiap lembar novel tersebut.
"Hindun... Gak boleh gitu nak," ucap Umi yang duduk di sebrang bersama Abi.
"Iya maaf Umi, lagian Bang Alfian kayak yang gak ada pergerakan, Hindun pikir Bang Alfian belum siap nikah," jelas Hindun.
"Nikah itu ibadah Hindun," timpal Yusuf.
Hindun meletakkan novelnya, ia menatap Yusuf di sebelahnya itu, "Ya kalo Bang Alfian belum siap. Ya gak bang?" tanya Hindun menatap Alfian.
Alfian terkekeh kecil, ia merangkul Hindun dan mengecup lembut kepala Hindun.
"Gak kebayang Hindun, nanti kalo Abang nikah segimana bucinnya Bang Alfian ke istrinya, pasti nanti Bang Alfian jarang peluk-peluk Hindun lagi," tidak munafik, Hindun memang sedikit berat saat ini untuk melepaskan kakak pertamanya menikah.
"Nanti Abang dah yang peluk-peluk Hindun," sambung Yusuf.
"Tetep beda Bang, pasti ndalem ini kek sepi karena kekurangan anggota," Hindun mendongakkan kepalanya menatap Alfian, "Tapi gimana kalo Abang nikah, trus boyong istrinya kesini, pasti makin ramai, Hindun juga ada temen, jadi gak melulu sama Bang Alfian sama Bang Yusuf."
"Ide yang bagus," sahut Umi di sebrang sofa sana yang menyetujui ucapan anak bungsunya itu.
"Hindun, kamu pengen denger cerita?" tanya Abi yang langsung dianggukin antusias oleh Hindun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Doaku
RomanceMutiara Annisa Mukarromah, cewek bar bar yang merubah dirinya setelah jatuh cinta pada sosok Gus yang begitu Alim, dia bernama Muhammad Alfian Maulana. belum pernah jatuh cinta, namun sekali jatuh cinta, cintanya sungguh-sungguh. Tak henti-hentinya...