Happy Reading
*
*
*
*"Bang kapan nikah?" tanya Yusuf tak sabar.
Seisi mobil itupun melihat ke arah Yusuf yang tiba-tiba menanyakan hal itu.
"Ada apa nak?" tanya Umi dengan lembut.
Menyadari ucapannya, Yusuf pun segera meminta maaf, "Maaf Umi, enggak kok Umi, cuman nanya doang kok, Maaf Bang," ucap Yusuf tak enak. Pasalnya Alfian belum lama mengakhiri hubungannya dengan Ustadzah Aisyah.
***
Hari-hari berikutnya, Alfian dibuat gelisah, pasalnya ia selalu mengingat nama Mutiara dan tidak konsentrasi dalam mengajar di pondok, baik di kampus yang saat ini sudah kembali masuk setelah libur UAS kemarin.
Alfian segera mendatangi Umi dan Abahnya yang kini sedang berada di kamarnya, tak lupa ia mengetuk pintu, setelah beberapa kali ia mengetuk, akhirnya ia dipersilakan masuk ke kamar Umi dan Abinya itu.
"Ada apa nak?" tanya Umi yang duduk di sofa dalam kamarnya, beserta Abi dan anak pertamanya itu.
Alfian mendesah pelan, ia menceritakan apa yang membuatnya gelisah beberapa bulan terakhir ini. Jika dulu ia ada masalah, tentu Ustadz Soleh menjadi tempat berceritanya, namun kini ia harus mengerti posisi Ustadz Soleh yang sudah beristri, terlebih istrinya sedang hamil, sehingga tidak banyak waktu untuk mendengarkan curhatannya seperti dulu.
"Apa kamu sudah solat istikharah nak?" tanya Abi.
Alfian mengangguk, ".....Alfian sudah yakin Bi, Alfian ingin mengkhitbah gadis tersebut."
Umi, adalah orang pertama yang memeluk Alfian, pasalnya ia belum pernah mendengar Alfian yang bercerita tentang perempuan yang ia sukai, dan kali ini ia cukup berani meminta ijin dan dukungan untuk mengkhitbah pujaan hatinya.
"Kalo itu yang membuat kamu bahagia, Umi doakan semoga dipermudah nak," ucap Umi setelah melepaskan pelukannya.
"Yasudah, lalu kapan niatmu untuk menemui orang tuanya?"
"Secepatnya Bi."
"Nanti malam kita temui orang tuanya," ucap Abi dengan tegas.
Alfian dan Umi cukup terkejut, mereka tidak memiliki persiapan apapun, ditambah sekarang hari sudah sore.
"Bismillah," ucap Abi yang tahu isi hati anak pertamanya itu.
"Iya Bi."
***
Bulan ini akan menjadi bulan terpanjang menurut Mutiara yang sedang mengerjakan skripsi, ia harap ini kali terakhir ia merevisi skripsinya, ia ingin lulus dan menikmati dunianya setelah ini, mungkin bekerja atau meneruskan bisnis Bundanya, atau mengajar si salah satu sekolah.
Seperti sore ini, ia yang sedang menemani Hesti yang sedang latihan bulu tangkis, karena Adiknya ini akan ikut lomba bulu tangkis tingkat provinsi.
Sebenarnya ia bisa saja mengerjakan dirumahnya, namun pikirannya seperti buntu jika hanya melihat tembok kamar, ingin mengerjakan bersama Salsa, namun perempuan tersebut tengah mengandung, pastilah ia akan bermanja dengan suaminya sembari mengerjakan skripsi.
Jadi ia memutuskan untuk mengerjakan di gor tempat hesti latihan saja hingga kini jam menunjukkan pukul tujuh malam.
Drtt drtt
Mutiara melirik tak nafsu ke arah ponselnya, karena menurutnya, menatap layar laptop kali ini lebih penting. Namun melihat nama Bundahara yang tertera di ponselnya, ia segera menjawab telfon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Doaku
RomansaMutiara Annisa Mukarromah, cewek bar bar yang merubah dirinya setelah jatuh cinta pada sosok Gus yang begitu Alim, dia bernama Muhammad Alfian Maulana. belum pernah jatuh cinta, namun sekali jatuh cinta, cintanya sungguh-sungguh. Tak henti-hentinya...