Part 11

2.7K 65 0
                                    

💎 H A P P Y  R E A D I N G 💎
*
*
*
*
*

Menghembuskan nafas lalu tenang, aktivitas itu yang sedari tadi Mutiara kerjakan, duduk di kafe milik Bundanya, duduk di kafe lantai dua sambil menikmati indahnya sore hari, senja yang begitu indah.

"Aku diminta kesini cuman buat nemenin kamu nontonin itu senja?" tanya Salsa yang akhirnya membuka suara.

Mutiara meneguk secangkir coklat hangat sebelum membuka suara.

"Tidak ada yang lebih indah dari pada Senja saat ini, bahkan harapanku saja tak seindah Senja."

"Baru kali pertama sejak kita berteman dari orok, aku gak pernah liat kamu sebegitunya sama laki-laki."

"Aku punya tipe Sal, gak semua cowok ganteng menarik bagiku."

"Terus Asahi? Jihoon? Treasure?"

"Mereka pengecualian."

"Andai belum dimiliki orang lain, aku mungkin bisa bantu, tapi..." Salsa menggantung ucapannya, menatap Mutiara yang terus menatap Senja dibalik kaca bening.

"Besok lusa Gus Alfian akan menikah dengan calon istrinya."

"Iya, aku cuman butuh dukungan buat lupain dia, kemarin aku udah ingkar janji untuk tidak membahas Gus Alfian, tapi gak bisa, gak betah buat gak ngebahas orang yang kita suka."

"Pelan-pelan! Gimana kalo secara bertahap?" saran Salsa.

"Gimana?"

"Gini, kamu sibukin hal yang buat kamu happy, selama ini kamu bahagia sama treasure, sibukin aja kamu sama hal itu, dan atau, kamu sibuk memperbaiki diri jadi lebih baik, dan sibuk belajar, karena bentar lagi uas, gimana?"

"Kita coba dulu ya?"

"Iya, semoga bisa Mutiara... " Salsa tersenyum, memberi dukungan buat Mutiara.

***

"Hindun," panggil Alfian saat melihat adik bontotnya sibuk merenung di ruang keluarga .

"Iya bang?" Hindun menatap abangnya yang baru saja balik dari masjid bersama Abi.

"Kasian Umi sama Ustadzah Aisyah, masak berdua buat nyiapin makan malam kita, bantuin gih," pinta Alfian.

"Kan ada mbak santri yang bantuin, Bang," sahut Hindu.

"Gak papa, sekalian belajar, gih."

"Iya," Hindun beranjak menuju dapur, padahal disana ada Umi, Ustadzah Aisyah dan dua mbak santri.

"Alfian," panggil Abi saat keduanya duduk diruang keluarga.

"Iya bi?"

"Kalau mau ngajarin adiknya jangan dengan sebutan Ustadzah, coba bilang kakak biar adik kamu terbiasa manggil istri kamu nanti dengan sebutan kakak."

"Iya bi."

Selesai memasak, mereka semua makan, Yusuf pun yang baru datang dari kampusnya langsung ikut gabung makan malam.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang