Halo semua, selamat membaca, jangan lupa vote dan komen.
*
*
*
*
*
*Keadaan nenek makin hari makin lemah, membuat keluarga sangat cemas, nenek sudah dua hari enggan untuk menyentuh makanan ataupun sekedar minum pun, beliau harus dipaksa agar mau makan.
Keluarga ndalem sangat khawatir dengan keadaan nenek, termasuk Mutiara, ia sangat dilema, apakah ia harus merelakan suaminya menikah lagi untuk janji dimasa lalu, atau egois dengan mempertahankan suaminya agar tidak menikah lagi.
Mutiara berusaha mengajak ngobrol Alfian, ia sangat kasihan terhadap nenek mertuanya itu, bagaimanapun perlakuan nenek mertuanya dulu, ia sudah melupakan.
"Mas, demi nenek," ucap Mutiara yang kini tengah ngobrol dengan suaminya di kamar.
"Sayang, mas sayang banget sama kamu, mas gak mau kamu tersakiti. Mas tau, meski kamu bilang seperti itu, sebenarnya kamu juga tidak mau," Alfian menggenggam kedua tangan istrinya, menatap dalam mata Mutiara, "Jangan pernah bilang seperti itu lagi."
Drrrtttt
Baik Alfian Mutiara menatap ke arah ponsel milik Alfian, disana tertera nama Abi. Alfian meraih ponselnya tersebut dan segera menjawab telfon dari sang abi.
"Assalamualaikum bi."
"..................."
"Baik bi, Alfian sama istri Alfian ke ndalem bi."
"Ada apa mas?" tanya Mutiara yang ikut panik melihat wajah sang suami yang terlihat panik.
"Sayang, kita ke pesantren sekarang, nenek makin lemah."
"Iya mas."
****
Nenek menatap satu persatu ke keluarganya, mulai dari Abi, Umi, Alfian, Mutiara, Yusuf dan Hindun.
"Boleh nenek berdua sebentar dengan Mutiara?"
Mutia yang di sebut namanya pun langsung menatap sang suami, mereka memberi waktu untuk Mutiara dan nenek di kamar.
"Maafin nenek."
"Neek, nenek gak perlu minta maaf."
Nenek duduk dan bersandar di kepala ranjang, dibantu oleh Mutiara.
"Kamu sudah cukup sedih nak, kehilangan Eliza, dan kehadiran nenek yang sedari dulu tidak merestui kalian, dan sering membuat kamu sakit hati, nenek tidak akan meminta kamu untuk merelakan suamimu untuk menikahi perempuan manapun, kamu berhak bahagia."
"Neek."
"Terima kasih sudah mencintai cucu nenek dengan tulus."
Nenek menarik Mutiara ke dalam pelukannya, air mata Mutiara pun mengalir tanpa diminta, ia sudah cukup lama merindukan sosok nenek yang Allah hadiahkan nenek mertua yang membuat dirinya kembali merasakan kasih sayang seorang nenek.
Mutiara menarik dirinya dari pelukan sang nenek, "Terima kasih nek, sudah mau menerima Mutiara."
"Kamu mau kan, kembali ke sini. Tinggal lagi disini."
Mutiara tersenyum dan mengangguk, "Mau sekali nek."
"Bagus, tapi nenek juga gak bisa lama-lama disini, nenek juga harus balik ke Jogja, tapi nenek akan sering main kesini."
"Iya nek, aku tunggu."
"Nenek mulai sayang sama kamu."
"Ehhemmm."
Baik Mutiara maupun nenek langsung menoleh ke arah pintu, disana ada yusuf yang mematung sambil memegang nampan berisi segelas air dan obat.
"Udah dulu sayang-sayangnya nek, waktunya minum obat, lagian yang disayang kan istrinya Bang Alfian, bukan kakek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Doaku
RomanceMutiara Annisa Mukarromah, cewek bar bar yang merubah dirinya setelah jatuh cinta pada sosok Gus yang begitu Alim, dia bernama Muhammad Alfian Maulana. belum pernah jatuh cinta, namun sekali jatuh cinta, cintanya sungguh-sungguh. Tak henti-hentinya...