Part 27

2.6K 73 0
                                    

Happy Reading
*
*
*
*

Alfian sedari tadi menatap istrinya yang sibuk di depan meja rias, ia tidak heran mengapa Abinya selalu mewanti-wanti Uminya agar bersiap-siap dua jam sebelum berangkat, begitupun dengan Hindun, rupanya semua wanita hampir sama.

"Udah cantik sayang... "

"Bentar Mas, aku pakai bros yang ini atau yang ini?" Mutiara menunjukkan bros yang berada di tangan kanan dan kiri.

Alfian mendesah pelan, ia bangkit dari sofa dan berjalan mendekati istrinya, ia meraih bros yang berada di tangan kanan, dan ia pasangkan pada hijab istrinya itu.

"Begini kan?"

Mutiara mengangguk, baru saja ia akan menjauh dari suaminya, Alfian malah menarik pinggang istrinya posesif, hingga kedua wajah mereka berjarak satu jengkal.

"M-mas kapan mau berangkat?"

"Udah mau berangkat? Atau masih mau main-main dulu?"

"Mas, nanti Abi sama Umi nungguin."

"Udah dari tadi sayang, Hindun sama Yusuf juga udah nungguin."

"Yasudah kita berangkat sekarang."

Kedua sejoli ini pun akhirnya keluar setelah menyelesaikan drama yang tidak bisa disaksikan oleh anak berumur tujuh belas tahun ke bawah, bahkan Mutiara harus kembali memasangkan lipcream akibat suaminya ini.

***

Alfian berangkat bersama istrinya, berdua saja. Sedangkan Abi, Umi, Yusuf, Hindun dan Ustadzah Aisyah satu mobil dengan Yusuf yang menyetir dan Abi di sebelah Yusuf.

Kalau ditanya mengapa Ustadzah Aisyah ikut mereka, karena yang menikah adalah kakak dari Ustadzah Aisyah kalau kalian lupa.

Menempuh perjalanan yang cukup jauh, karena perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya.

"Kalo Mas capek, biar aku aja gantian."

"Gak usah sayang, nanti kamu yang capek."

"Bener gak papa?"

"Iyaa, lagian ini mau nyampek kok."

Setelah perjalanan yang menempuh sekitar sepuluh jam-an, akhirnya mereka tiba di pesantren milik orang tua Ustadzah Aisyah.

Mereka semua turun dan disambut hangat oleh tuan rumah, yang mana adalah orang tua dan kerabat Ustadzah Aisyah.

"Kakaknya cowok apa cewek?" tanya Mutiara.

"Laki-laki, kenapa?" tanya Alfian, Mutiara terus menggandeng tangan Alfian, romantis.

"Gak papa, pengin tahu aja."

"Akadnya sudah, ini tinggal resepsinya saja," Mutiara mengangguk mendengar penuturan suaminya.

"Eeeh ada Nak Alfian... Calon mantu nenek tapi gak jadi," ucap seseorang yang umurnya kisaran berumur tujuh puluh, namun sepertinya masih sangat sehat.

"Alhamdulillah nek."

"Ini siapa? Cantik sekali?"

"Assalamualaikum nek," Mutiara mencium punggung tangan wanita tersebut.

"Ini istri Alfian, sudah satu bulan menikah."

"Owalah...  Sayang sekali, padahal dulu suamimu ini mau nikah sama cucu saya, Aisyah."

"Sudah takdir, nek," sahut Alfian.

Ya tapi kenyataannya dia suami gue!

Mutiara tersenyum kecil, ingin menghindar, tapi nenek tersebut selalu melemparkan pertanyaan.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang