Part 9

2.4K 70 0
                                    

💙 S e l a m a t  m e m b a c a 💙
*
*
*
*
*
*******


Bagiamana rasanya mengagumi dalam diam? Yang dimana sakitnya juga diam-diam.

Hanya pasrah itulah yang Mutiara lakukan. Mengapa tidak culik saja si Alfian, oh tentu tidak, Mutiara bukan tipe seperti itu jika bukan miliknya, bagaimanapun garis jodoh sudah ada yang mengatur.

"Udah pulang?" tanya Mutiara lewat video call pada Salsa.

Salsa yang tadinya mau di ajak jalan oleh Mutiara, namun sahabatnya mengatakan kalau ia sudah memiliki janji dengan tunangannya, dan alhasil jadwal bersama Mutiara di tunda.

"Iya, capek banget, awalnya aku gak mau dateng, capek," terlihat dari wajah Salsa yang sangat kecapek an.

Mutiara menggigit bibir bawahnya, sebenarnya ia tak ingin bertanya, namun sudah terlajur kepo, apalagi urusan crush.

"Gimana? cantik gak?" tanya Mutiara.

"Muti... Katanya mau move on," seru Salsa di sebrang sana.

"Iya aku janji, setelah ini, aku bakal lupain Gus Alfian, kita semua udah gak boleh ada yang bahas Gus Alfian lagi, cukup dua bulan kita semua heboh gempar dengan nama tersebut karna aku. Tapi plis aku pengen tau banget, gimana acara tunangan Gus Alfian?"

Salsa menghembuskan nafas gusarnya sebelum bercerita.

"Ternyata mereka tunangan karena perjodohan, namanya kalo gak salah Aisyah Dzunuraini, anaknya pak kyai di Surabaya, dia kuliah di Jakarta, dan ternyata dia ustadzah di pondok milik orang tuanya Gus Alfian, udah semester tuju, kayak kita," jelas Salsa secara detail, dan menurut informasi yang ia dapat.

"Kayaknya cocok ya, sama-sama anaknya pak kyai, beda sama aku yang bar-bar kek gini, pasti Aisyah cantik dan anggun banget, solehah pastinya gak kek aku, beruntung banget dia dapet Gus Alfian."

"Muti... aku gak suka ya kamu ngomong kek gitu, kamu itu cantik, sangat cantik, kamunya aja yang gak sadar, kamu banyak fans di kampus, banyak yang nembak kamu, dari kalangan mahasiswa sama dosen muda, bahkan ada yang terang-terangan dateng kerumah kamu mau seriusin kamu, tapi ya aku tau kalo mereka bukan tipemu aku bisa apa," ucap Salsa.

"Apaan sih Sal, berlebihan tau gak," ucap Mutiara tak suka meski kenyataannya memang iya.

"Emang iya kan? belum tentu kamu sama Aisyah lebih baik dia, kita gak ada yang tau, kamu jangan jadi merasa paling jelek deh, merendah untuk meroket banget, kalo kamu yang kek gitu jelek, apakabar saia buk?"

"Kamu mah cantik luar dalam Sal, buktinya kamu udah ada nyeriusin."

Sudah cukup Salsa dibuat menahan emosi, sahabatnya emang rada-rada, selalu merendah, padahal menurut Salsa, Mutiara sudah bak bidadari, Salsa yang perempuan saja suka saat melihat Mutiara apalagi kaum Adam, tapi Salsa sadar, dia cewek.

"Mau diseriusin? aku bilang Reno ya? Dia sama tuh kek kamu, sama-sama dikejar-kejar, tapi yang disukai malah yang gak menyukai balik."

"Kok malah Reno sih."

"Why? Dia udah baik, udah tobat gak jadi bad boy, ganteng jangan ditanya, kaya? beuh mau minta dilamar pakek tema apa aja asal kamu mau, dia udah bucin banget sama kamu Muti, coba deh kamu buka hati buat Reno, aku yakin dia tulus sama kamu."

"Gak ah, aku sukanya sama yang gak suka sama aku."

"Yaudah sama Asahi aja sekalian sana yang kamu hidup aja dia gak tau."

"Tau kok, dia ngenotice weverse aku," ucap Mutiara tak terima.

"Kapan?"

"Kapan hari dalam mimpi," sahut Mutiara.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang