Part 26

2.7K 73 0
                                    

Selamat membaca
*
*
*
*


Alfian mengendarai motor matic berjenis vario putih dengan kecepatan sedang, bersama istrinya.

"Sayang.. Kamu mau makan apa?"

"Adanya apa Mas?"

"Emm kalo ikan bakar mau?"

"Mau," Mutiara mengangguk semangat.

Alfian memarkirkan motornya di gazebo yang sudah ramai, tempatnya sangat asri dan sejuk, banyak orang yang mampir, ada yang masih sekolah untuk sarapan, ada yang mau berangkat kerja.

"Pak Ikan bakarnya dua, sama nasi. Minumnya apa sayang?" tanya Alfian menatap pedagang dan istrinya secara bergantian.

"Emm air putih sama teh anget," sahut Mutiara tersenyum lebar.

"Minumnya air mineral dua, teh anget satu, kopi satu."

"Baik Mas, silahkan duduk Mas Mbak."

Alfian dan Mutiara pun duduk di paling pojok, sambil menunggu pesanan datang, Mutiara memainkan ponselnya, dimana disana ia melihat-lihat updated seputar biasnya itu.

Alfian yang tak sengaja melihat beberapa lelaki menatap istrinya intens, meski istrinya tidak menanggapi, namun hatinya cemburu kala istrinya dilihat selain dirinya.

Alfian menggeser tubuhnya, menghadang siapapun agar tidak bisa menatap wajah cantik Mutiara.

"Lihat apa, yang?"

"Treasure."

"Cobak, Mas pengin kenalan sama mereka."

"Bener? Ah gak ah, cape kalo ngejelasin sama yang bukan kpopers, nanti pasti komennya, mukanya sama semua."

"Pengalaman ya?"

"Iya, Ayah dulu juga gitu, tapi sekarang udah enggak."

"Kamu suka cerita tentang mereka ke Ayah Bunda? ?"

"Iya dong, bahkan Ayah Bunda sering belikan aku Album, kadang belikan baju yang couple an sama mereka."

"Permisi Mbak Mas, silahkan pesanannya dinikmati," ucap pedagang tersebut.

Padahal hari masih sangat pagi, namun tempat itu sudah ramai dikunjungi banyak warga di pedesaan, tak heran juga, karena tempatnya juga begitu sejuk.

***

Sorenya setelah selesai berkeliling sambil melihat tanamannya, Alfian dan Mutiara memutuskan untuk kembali ke pesantren, tadinya Mutiara tidak mau, karena udara di desa sangat sejuk, namun Alfian membujuknya sambil mengatakan, "Sayang, nanti kalo udah panen padi kita kesini lagi." Alhasil Mutiara mengiyakan saja.

Selama diperjalanan, Mutiara tak henti-hentinya dibuat kagum dengan keindahan di sore hari, yaitu sunset.

"Iya tahu senja itu indah, tapi suami kamu cemburu loh sayang."

Mutiara yang sedari tadi menatap ke jedela kini beralih menatap suaminya yang sibuk menyetir, ia kembali menatap senja dan kembali lagi menatap Alfian.

"Kenapa sih, yang?"

"Mas tau gak? Kenapa aku lebih milih liat senja daripada Mas?"

"Emangnya kenapa?"

"Ya kalo senja kan bentar lagi udah ilang, kalo Mas kan tetap ada di samping aku."

Alfian tersenyum bahagia, tangan kirinya terulur mengacak pucuk kepala istrinya.

"Mas, kerudungnya berantakan loh."

"Ya maaf," Alfian mencubit pipi Mutiara dengan pelan saking gemasnya.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang