Part 20

3.2K 75 0
                                    

Happy Reading
*
*
*
*

"Hai kak," sapa Hesti pada Salsa yang masuk ke dapur, Hesti masih menggunakan daster dan handuk yang melilit di kepalanya.

"Nontonin apaan tuh?"

"Drakor kak, zombie, bagus loh, mau nonton?"

"Wiih mau banget, iya deh."

Salsa pun ikut bergabung menonton drakor bertema zombie itu, sambil makan pizza.

"Ihhh," teriak Hesti, ia ikutan engap saat pemainnya berlari dikejar zombie.

"Harusnya sih masuk ke ruangan yang tadi,  malah salah ruangan," ucap Salsa ikut greget.

"Ho'oh, ini kalo aku ada disana udah pasrah deh, sok atuh gigit aja Hesti mah, mager yang mau lari."

Yusuf yang masuk bersama dengan Ustadz Soleh kedapur hanya menggelengkan kepalanya, ia sedikit melirik pada laptop Hesti.

"Astagfirullah... " Yusuf membatin.

"Kayak psikopat. Nonton film banyak darahnya gitu, sambil makan, kok bisa santai?"

Yusuf pun segera mengambil air dan meminumnya, ia akan segera pergi dari dapur, apalagi Ustadz Soleh yang sudah mengajak Salsa untuk tidur, nanti akan menimbulkan fitnah jika hanya berdua dengan Hesti.

"Isshh ayok dong lari cepetan ah, nanti keburu digigit. Tuh kaah. Anjirtt, omaygatt...." Hesti dengan segala kehebohannya, ia menggigit pizza dengan tidak santai.

"Semoga tidak ada zombie di dunia nyata, mager Ya Allah."

Yusuf pun segera keluar, ia juga tidak suka menonton film yang berdarah-darah seperti itu, perutnya serasa ingin mengeluarkan makanan yang tadi ia telan.

***

Alfian yang sedari tadi di ruang tamu bersama Abi, Ayah, Om Riyan dan Yusuf pun kini bangkit, karena mereka semua sudah akan tidur.

Yusuf sedikit melirik ke dapur, dan disana masih ada Hesti yang menangis sambil menatap laptop, entahlah Yusuf pun tak mengerti.

Alfian dengan gugup mengetuk pintu kamar istrinya, tidak ada jawaban, ia pun memutar knop pintu, ia mengedarkan pandangannya, tidak ada istrinya disana.

Namun suara gemercik air di kamar mandi, sehingga ia berpikir kalau istrinya sedang mandi.

Selesai mandi, Mutiara segera keluar hanya menggunakan sendal bulu-bulu yang kebesaran, menggunakan handuk kimono berwarna hitam, dan rambut yang dililit oleh handuk.

Baru membuka pintu kamar mandi, ia dibuat kaget dengan adanya Alfian, keduanya saling bertemu dalam satu pandangan, Alfian pun yang tadi membaca buku kini ia tak berkedip melihat istrinya hanya memakai kimono handuk.

"Oh," Mutiara langsung tersadar jika dirinya sudah menikah, dan ia berusaha biasa saja melewati Alfian yang duduk di pinggir ranjang itu.

"Sudah selesai mandinya?"

Mutiara mengangguk.

"Udah ambil wudhu?"

Mutiara kembali mengangguk.

"Saya ambil wudhu dulu, kita solat jamaah, solat sunah pengantin baru."

Kembali mengangguk.

Alfian tertawa kecil, "Emang tidak ada yang lain selain mengangguk?"

Mutiara menggelengkan kepalanya.

"Yasudah, tunggu saya ya?"

Mutiara kembali mengangguk.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang