Selamat membaca untuk siapa sajalah
*
*
*
*Alfian mengurus bayi tersebut untuk ia angkat menjadi anaknya bersama Mutiara, dan hal itu dipermudah, bayi itu kini jatuh ke tangan Alfian, namun bayi tersebut masih berada di rumah sakit, demi kesehatan bayi tersebut.
Kabar Alfian dan Mutiara akan mengangkat bayi yang dibuang di toilet rumah sakit sudah tersebar, dan semua orang menyetujui keputusan mereka berdua, selain untuk mereka berdua, hal itu juga baik bagi si bayi.
Bayi berjenis kelamin perempuan yang sangat lucu namun sangat malang, karena dibuang oleh sang ibu kandung, entah karena itu hasil hubungan gelap atau karena faktor lain, tidak ada yang tahu.
Mutiara yang masih menggunakan baju rumah sakit, dan masih sangat lemah, namun ia bersikeras untuk melihat anak angkatnya yang berada di rumah sakit yang sama, alhasil Alfian memberi saran agar Mutiara duduk di kursi roda.
"Mas, ini anak kita?" tanya Mutiara diluar ruangan bayi itu.
"Iya sayang... Kamu bahagia?" tanya Alfian yang duduk di sebelah kursi roda Mutiara, menyamaratakan tubuhnya dengan tubuh sang istri itu.
Mutiara mengangguk bahagia, tidak terasa sampai air matanya menetes, namun segera Alfian hapus.
Alfian meraih kedua tangan istrinya itu dan digenggam, "Setelah ini, kamu janji sama Mas gak boleh sakit, gak boleh sedih lagi perihal anak, karna sudah ada Eliza."
"Eliza?" Mutiara mengernyitkan dahinya bingung.
"Anak kita, Mas kasih nama Eliza. Eliza Fuji Maulana."
"Aku suka namanya, ada nama kamu," lagi-lagi Mutiara kembali meneteskan air matanya.
Keduanya kini fokus menatap bayi Eliza yang tertidur lelap, sangat chubby membuat Mutiara sangat gemas melihatnya.
"Anaknya ya mbak?" tanya salah seorang pasien yang juga memakai baju rumah sakit, rupanya ia baru saja melahirkan, dan juga ingin melihat bayi laki-lakinya.
Mutiara mengangguk bahagia, untuk pertama kalinya, ada orang yang menyebut Eliza anaknya, selain dirinya dan Alfian.
"Sangat lucu, sepertinya sangat sehat. Anak sayang berumur tuju bulan, lahir prematur, karena saya kepeleset di toilet," jelas wanita itu yang umurnya tidak jauh beda dengan Mutiara dan juga duduk di kursi roda yang didorong oleh suaminya.
"Yang sabar ya mbak, semoga anak mbak sehat-sehat saja," ucap Mutiara tulus dari hati.
"Amiin."
Setelah Mutiara berbincang dengan wanita tersebut, Alfian kembali membawa Mutiara menuju ruangan kembali, karena kondisi Mutiara yang kembali melemah.
Sudah tujuh hari Mutiara dirawat, namun keadaannya naik turun.
Tiga hari dirumah sakit, kesehatannya meningkat kala mendengar sang suami memberi kabar baik tentang anak yang akan diangkat itu. Namun keadaan kembali melemah entah apa penyebabnya.
"Sayang.. Kamu sudah janji bakal segera sehat kan."
Mutiara tidak tidur, tidak juga pingsan, hanya saja ia tidak membuka mata membuat Alfian khawatir.
"Mas..." panggil Mutiara sangat pelan masih dengan mata tertutup.
"Iya sayang?"
"Jangan jauh-jauh," Mutiara menggenggam tangan suaminya itu, namun ia juga masih menutup mata, sontak saja membuat Alfian menangis melihat kondisi istrinya.
"Enggak sayang, Mas disini, disamping kamu."
Kalau ditanya air mata Alfian, kini sudah membajiri pipinya, ia sangat tidak tega melihat keadaan istrinya, ia memencet tombol dadurat, guna memanggil dokter, dan dalam hitungan detik, dokter pun masuk dan memeriksa Mutiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Doaku
RomanceMutiara Annisa Mukarromah, cewek bar bar yang merubah dirinya setelah jatuh cinta pada sosok Gus yang begitu Alim, dia bernama Muhammad Alfian Maulana. belum pernah jatuh cinta, namun sekali jatuh cinta, cintanya sungguh-sungguh. Tak henti-hentinya...