Part 40

2.4K 68 0
                                    

Happy Reading
*
*
*
*

S

aran aja nih gaess, kalo mau baca part ini jangan lupa sambil dengerin lagu seventeen yang berjudul ayah, atau melly goeslaw yang berjudul bunda.

***

Sepulang dari mall, Eliza tidak berhenti menangis, padahal semua yang Eliza mau sudah dituruti.

"Umma..... Aaaaaa," Eliza yang jalannya masih tidak sempurna pun jatuh, kala menghampiri Ummanya.

"Ya Allah," dengan hati-hati Mutiara berjalan menghampiri Eliza.

"Kenapa nak?"

Eliza bergelenjotan di tubuh sang Umma, perutnya sedikit nyeri kala Sang Anak tak sengaja menekannya.

"Mas, minta tolong gendongannya Eliza," Alfian yang masih ada tamu itu segera naik untuk mengambilkan gendongan untuk Eliza.

"Kamu jangan gendong Eliza, biar Mas saja ya."

"Mas kan ada tamu, gak papa kok Mas."

"Ummaa aaaa ummaaa aaa."

"Iya ayok, Ya Allah Mas, Eliza demam."

"Mmaaa aaaa."

"Ayok, biar Umma gendong Nak," Mutiara berdiri dengan hati-hati, karena perutnya yang mulai turun itu.

Alfian tidak tega melihat sang istri harus menggendong Eliza dengan kondisi hamil tua, namun Eliza tidak mau pada siapapun.

"Bismillah, Ya Allah... "

Tidak mudah menggendong anak dalam keadaan hamil besar, namun siapa juga yang tega melihat anak menangis apalagi sedang demam.

Setelah pamit pada tamunya, Alfian pun pergi kerumah sakit, beruntunglah ada Yusuf dan Abi yang menemui sang tamu.

Selama perjalanan, Eliza tidak berhenti menangis, ia memeluk Mutiara seperti tidak mau jauh-jauh dari sang Umma.

Mutiara mendekap tubuh sang anak yang demam tinggi itu, "Padahal tadi di mall baik-baik saja, kenapa tiba-tiba demam."

"Umma.... Aaa," masih keadaan sesegukan, Eliza terus menempel pada Mutiara.

"Kamu kenapa nak?" tanya Alfian dengan wajah khawatirnya.

Setelah tiba di rumah sakit, Eliza langsung di tangani oleh dokter, dan dokter menyarankan agar di opname.

Setelah diinfus, Eliza tidak mau tidur di kasur, ia maunya di gendongan Mutiara.

"Ya allah naak, kamu kenapa nak," Mutiara menangis kala melihat Eliza tidak berhenti menangis.

Kini ruangan Eliza ada banyak orang dari keluarga ndalem dan keluarga Ayah, namun tetap Eliza tidak mau, Eliza ketika sakit ia tidak mau pada siapapun kecuali pada Ummanya.

Mutiara berjalan, duduk, berjalan kembali sembari menggendong Eliza dengan Alfian yang memegang tiang infus milik Eliza.

Mutiara kembali duduk di kursi sebelah kasur Eliza, Eliza pun tertidur setelah di beri sirup.

Mutiara pun ikut tiduran di kasur Eliza, karena Eliza tidak mau jauh dari Ummanya, memeluk sang anak agar tidur nyenyak.

"Kak, Bunda pamit dulu ya, udah larut," pamit Bunda.

"Iya bunda hati-hati, ayah mana?"

"Ayah udah di parkiran."

"Iya Bunda... "

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang