Part 30

2.8K 66 0
                                    

Selamat membaca
*
*
*
*

A

lfian dan Mutiara kini sedang menuju rumah Bunda, namun sebelumnya mereka mampir di minimarket untuk membeli oleh-oleh dan untuk kepentingan mereka juga.

"Emm beli ini deh," Mutiara memasukkan nastar, buah-buahan dan lainnya, lihat saja, kini Alfian tidak kelihatan karena mendorong troli yang penuh dengan belanjaan.

"Mas... Eh suami aku kok ngumpet," Mutiara yang sedari tadi didepan pun dibuat kaget, ia segera berjalan ke belakang, melihat keadaan suaminya.

"Suami aku kok ngumpet?"

"Bukan ngumpet sayang, tapi belanjaan kamu melebihi kapasitas."

Mutiara tersenyum, ia pun membantu Alfian mendorong trolinya menuju kasir.

Setibanya di kasir, Mutiara dibuat kesal karena Mbak kasir yang selalu mencuri-curi pandangan ke arah Alfian, Mutiara pun menggandeng lengan Alfian posesif seperti memberi isyarat kalau Alfian adalah miliknya.

Alfian tersenyum, ia pun semakin merapatkan dirinya pada istrinya, ia juga risih di lihat oleh yang bukan muhrimnya.

"Ini mbak," Mutiara menyodorkan kartu yang ia ambil dari dompetnya.

"Pakek ini aja sayang.. "

"Mas, kartu yang kamu kasih gak pernah aku pakek loh, masak pakek kartu kamu terus."

"Gak papa, kan jalannya sama Mas, kecuali kalo kamu lagi sendiri ya pakek kartu kamu."

"Jadi ngerasa bersalah deh aku sebagai istri, gak becus habisin uang suami."

Alfian gemas, ia mencubit hidung Mutiara, "Yasudah, lain kali lebih semangat ngabisinnya ya.".

"Iyaaa."

Mutiara tersenyum miring saat ia mendapati Mbak kasirnya seperti tidak mood kembali. Salah sendiri menatap suami orang.

Setelah selesai belanja, keduanya melanjutkan perjalanannya hingga tiba di rumah Bunda.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum Salam."

Hesti yang membuka pintu langsung berkecak pinggang sambil menatap kakaknya itu.

"Haaa! Ingat juga kalo punya rumah!"

"Ish, kakaknya baru pulang udah diomelin."

"Biarin! Gak kasian sama adeknya ini sendirian di rumah."

"Kalo Kakak boleh masuk?" tanya Alfian.

"BUNDAAAAAAA!" teriak Hesti

"Astagfirullah... "

"Astagaa... "

Alfian dan Mutiara kompak menutup kedua telinganya.

"Apa Dek?. Eh kapan nyampeknya?"

"Barusan bunda, cuman sama si bontot gak dipersilahkan masuk."

"Hesti."

"Yasudah, silahkan masuk," ucap Hesti yang membuka lebar-lebar pintu utama itu.

***

Untuk melepas rasa rindu, Salsa juga berkunjung kerumah Bunda bersama Ustadz Soleh, perut Salsa yang semakin membesar berhasil mengundang aura kebocilan Hesti.

Di ruang tengah mereka bercerita, duduk melingkar dibawah berempat, ada Mutiara, Salsa, Hesti, dan Bunda. Sedangkan di atas Sofa ada Ayah, Alfian dan Ustadz Soleh.

Dia DoakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang