Selamat membaca para Reader silent 😙😙
*
*
*
*
*
Mencoba bersabar, itulah yang Mutiara lakukan, lagipula meladeni tidak akan merubah keadaan, yang ada hanya nemperkeruh keadaan.
Mutiara sudah meminta ijin pada Alfian untuk jalan berdua dengan Salsa, hanya berdua, awalnya Alfian tidak mengijinkan, namun Mutiara terus membujuk sang suami dan mengatakan semua akan baik-baik saja, Alfian pun mengijinkan meski dengan berat hati melepas sang istri sendiri, hanya naik taksi.
Dan di taman kota, Mutiara dan Salsa berada, keduanya sudah menghabiskan banyak waktu, mulai dari bercerita, makan es krim, makan siang dan setelah selesai dengan semuanya, keduanya pun kembali pulang ke rumah masing-masing.
Salsa pun cukup bahagia, karena ia bisa menghibur sahabatnya yang sedang galau itu.
"Next time lagi yuk," ucap Salsa sebelum pulang.
"Ah harus itu sih, biar aku awet muda, karena ketawa terus."
"Siiip, jangan dengerin omongan yang gak berfaedah buat kamu."
"Trabas ya gak sih?"
"Eh mulai tengilnya, jangan bikin orang darah tinggi Muti... "
"Enggak, yaudah kamu hati-hati."
"Kamu juga."
Mutiara pun pulang seorang diri, dan tiba di ndalem hari sudah sore, rencana ia akan pergi ke pantai, menghabiskan waktu sore bersama senja, namun ia ingat kalau ia sudah bersuami yang mengharuskan ia pulang.
"Kemana saja?" tanya Nenek dengan nada tak suka.
"Healing Nek," sahut Mutiara hendak menaiki tangga menuju kamarnya.
"Hindun saja yang belum punya suami gak perna tuh keluyuran, kamu yang punya suami kok malah gak inget waktu?"
"Aku udah ijin sama Mas Alfian Nek."
"Sudah ijin bukan berarti bisa jalan sesuka hati."
"Iya, aku minta maaf."
Tidak ada jawaban, Nenek meninggalkan Mutiara seorang diri di depan tangga.
"Gitu doang?" Mutiara menaikan satu bibirnya, sepertinya ia akan mengibarkan berdera peperangan, enak saja dirinya yang selalu salah.
***
Tak terasa, usia pernikahan Alfian dan Mutiara kini berjalan lima bulan, dan selama itu, Mutiara belum juga diberi kepercayaan untuk diberik keturunan membuat seorang Nenek pun angkat bicara.
"Kamu bisa? Ikhlasin suami kamu menikah lagi?" tanya Nenek, hanya berdua di kamar Nenek tentunya, karena ia yang meminta Mutiara ke kamar sang Nenek.
"Kok gitu?"
"Sahabat Alfian, Ustadz Soleh sudah punya anak, sudah lahiran, sedangkan kamu? Kapan kamu bakal ngasih keturunan buat cucu saya?"
"Nek, aku bukan tuhan. Aku gak bisa memaksakan takdir."
"Biarkan Alfian menikahi Aisyah."
Deg!
Ada sesuatu yang membuat hati Mutiara bisa meledak kapan saja, namun ia tahan, bagaimanapun ia sedang berbicara dengan orang tua yang harusnya ia berkata sopan.
"Enggak Nek," tolak Mutiara dengan tegas.
Nenek bangkit dari duduknya, "Kenapa? Kamu gak kasihan sama suami kamu? Dia kerja keras tapi tidak punya keturunan, terus buat apa ia kerja kalau uangnya tidak ada yang menggunakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Doaku
RomanceMutiara Annisa Mukarromah, cewek bar bar yang merubah dirinya setelah jatuh cinta pada sosok Gus yang begitu Alim, dia bernama Muhammad Alfian Maulana. belum pernah jatuh cinta, namun sekali jatuh cinta, cintanya sungguh-sungguh. Tak henti-hentinya...