Nalya menunggu dengan cemas di dalam kamar pengantin. Kerasnya suara di luar kamar tak membuat Nalya bisa mendengar apa yang terjadi di sana dengan jelas, dirinya hanya mampu mendengarkan kata Sah yang menggema dalam rumah. sound sistem juga sengaja tidak digunakan jadi Nalya tak mendengar nama calon suaminya. Ralat, bukan calon lagi, tapi sudah sah menjadi suami.
Siapa gerangan yang beruntung mendapatkan istri secantik? Tidak, Nalya tidak secantik itu. Seputih salju pun tidak, semanis gula tentu saja tidak.
Oh ayolah, Nalya hanya perempuan sederhana. Cantik sih, tapi tidak cantik-cantik amat. Berkulit putih yang sewajarnya manusia. Kalau senyum? Nampak seperti psikopat dalam mode mood buruk tapi ketika moodnya sangat baik, Nalya akan tertawa layaknya orang gila.
Manusia dengan MBT - INTJ ini adalah orang yang mudah strees walaupun dirinya memang sudah gila.
Perasaan gugup Nalya semakin menjadi ketika sang mama kini berpindah duduk di sebelahnya, Elma menggenggam kedua tangan putrinya dengan air mata yang turun karena tak lagi bisa dirinya tahan.
"Maaf," ujarnya lirih membuat Nalya kini ikut berkaca-kaca. Nalya diam sebentar untuk mengatur nafasnya karena dadanya yang tiba-tiba sesak.
"Aku yang harusnya minta maaf sama mama atas semua kelakuan aku yang buat mama pusing, marah dan bahkan kecewa. Aku harap pilihan mama dan papa ini memang yang terbaik untuk masa depan aku."
Elma menarik tubuh Nalya untuk didekapnya, sejujurnya Nalya masih kecewa dengan keputusan sepihak ini namun dia harus bagaimana lagi? Semuanya telah terjadi. Nalya sempat bertanya-tanya bagaimana cara mereka mengurus pemberkasan untuk pendaftaran nikah namun semuanya telah dijawab oleh Savian, beruntungnya acara adat yang mereka gunakan dalam pernikahan adalah acara yang tidak memerlukan waktu sampai berhari-hari. Atau lebih tepatnya mereka memilih untuk membuatnya lebih simpel untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan.
Mereka ternyata sudah meminimalisir rencana melarikan diri Nalya, jadi tak ada yang bisa mereka lakukan selain ini.
Terkesan menjebak memang.
Tok tok tok!
Ketukan pintu kamar yang tertutup membuat kedua wanita beda usia itu melepaskan dekapan mereka dan beralih menatap gagang pintu yang kini diputar dengan perlahan.
Hampir saja lupa dengan sesi Mappasikrawa. Dalam ada bugis, biasanya mempelai perempuan akan berada di dalam kamar pengantin saat acara ijab qobul. Nanti setelah ijab qobul selesai, mempelai pria akan datang ke kamar pengantin untuk melakukan sesi Mappasikrawa atau melakukan sentuhan untuk pertama kalinya. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama mempelai laki-laki memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah tangga mereka.
Sentuhan pertama kalinya itu juga bisa diartikan sebagai pembatalan wudhu antara mempelai wanita dan pria.
Kita kembali ke sang mempelai wanita. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Nalya saat ini, yang pastinya, jantung Nalya berdetak kencang, rasa khawatir dan penasaran mendominasi hati dan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Hakim - (ngeselin!)
General FictionKalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tugas dan waktu pengumpulan yang tidak masuk akal. "Pak?" "Kumpulkan tugas makalah kamu besok." "Tapi...