Hari berlalu begitu cepat, tepat di hari Sabtu siang yang cerah ini Nalya dan Afka akan menetap di rumah baru mereka yang tidak jauh dari kediaman orang tua Afka.
Nalya, sejak 4 hari lalu juga sibuk membersihkan rumah ini dan menatanya dengan rapih bersama sang mertua, Dania.
Rumah bergaya minimalis dengan satu lantai ini sangat cocok untuk di tinggali oleh 2 orang, tidak begitu luas dan juga tidak cempit, tapi terasa sangat nyaman dan sejuk.
"Gimana hasilnya, bagus kan?" Nalya bertanya pada Afka yang berdiri di sebelahnya sembari mengamati ruang tamu rumah mereka.
"Hm, lumayan." Jawab Afka yang kemudian berjalan masuk ke dalam untuk melihat dapur."Ck! Dasar." Nalya berdecak mendengar jawaban Afka, pria itu bahkan tidak memuji hasil kerjanya dengan bunda Dania.
"Perlengkapan masaknya udah ada, tapi yang mau di masak belum ada."Afka menoleh pada Nalya yang berdiri sambil melipat tangan di depan dada, Afka kemudian membuka kulkas dan tak menemukan apapun di dalam sana. Nalya kembali berdecak kesal karena Afka seakan tak percaya dengan ucapannya.
"Nggak percaya banget sih sama omongan saya?"
"Nanti kita belanja."
Afka beralih ke ruangan lain dengan Nalya yang masih setia mengekori, wajar jika Afka memperhatikan seisi rumah ini dengan teliti karena dirinya tidak ikut andil dalam proses pemilihan furnitur dan penataan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Hakim - (ngeselin!)
Ficção GeralKalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tugas dan waktu pengumpulan yang tidak masuk akal. "Pak?" "Kumpulkan tugas makalah kamu besok." "Tapi...