Huh...
Nalya menghela nafas gusar sembari menatap buku yang ada di tangannya, sejak tadi dirinya mencoba untuk tetap sabar dan fokus untuk belajar. Namun, sepertinya gagal.
Wanita itu sedang duduk di ruang tamu dengan rencana awal adalah belajar sembari menikamati segelas susu cokelat hangat, tapi rencana belajarnya gagal tiba-tiba akibat telpon dari Salsa.
"Enggak usah belajar, jalani hidupmu sesantai mungkin bestie."
"Itu adalah ucapan yang emang cocok buat lo yang nggak punya beban hidup," balas Nalya. Ponselnya masih dengan setia menempel di telinga kanannya.
"Gue juga punya beban kali, cuman yah ditanggepinnya santai aja."
"Ck! Terserah lo deh. Gue lagi belajar ini, bisa nggak lo jangan ganggu?"
"Mana bisa, gue mau curhat tau!"
Nalya menghela nafas gusar kembali, dirinya tadi memang tak ingin mengangkat panggilan telpon dari Salas namun wanita itu tidak berhenti menelponnya.
"Curhat apaan? Penting nggak nih?"
"Enggak juga sih," Salsa tertawa kecil setelah menjawab Nalya membuat temannya itu kembali berdecak kesal.
"Untung lo nggak di depan gue Sa."
"Kenapa emangnya?"
"Udah gue geplak pala lo coba lo di sini, kesel gue! Bikin tensi gue naik tiba-tiba."
"MBAK NALYA!! KAPAN KE KOS AN LAGI!!!" Teriak seseorang selain Salsa membuat Nalya terkejut dan hampir membanting ponselnya ke lantai.
"Astagfirullah dek Ulfa, jangan teriak-teriak."
Nalya mengaktifkan mode pengeras suara dan menurunkan sedikit volumenya, takut jangan sampai spiker ponselnya pecah karena suara teriakan Ulfa. Ponselnya kemudian dia letakkan di atas meja, tangannya berganti memegangi gelas berisi susu cokelat.
"Mbak kapan ke sini? Kita mau bikin acara barbeque an nih," Ulfa kembali bicara membuat Nalya meletakkan gelasnya di atas meja dan fokus untuk berbicara pada keduanya.
"Serius? Kapan acaranya?"
"Hari ini, biar sekalian jadi acara pelepas stres sebelum ujian."
"Siapa lagi tuh yang ngomong?" Nalya mengerutkan dahi bingung ketika orang lain menyahuti pertanyaan, suaranya terdengar familiar.
"Gue, Mila."
"Lo pada lagi di mana sih? Beneran mau barbeque an nanti malam?"
"Bener! Ini si Mila baru aja pulang dari pasar dan beli 1 kilo daging..."
"Oke! Gue ke sana abis magrib, kalau gue nginep ada yang mau nampung nggak?"
Belum selesai Salsa bicara Nalya sudah menyela dengan semangat, wajahnya bahkan sudah berseri-seri. Membayangkan barbeque daging yang akan mereka makan nanti malam, membuat liur Nalya hampir menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Hakim - (ngeselin!)
General FictionKalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tugas dan waktu pengumpulan yang tidak masuk akal. "Pak?" "Kumpulkan tugas makalah kamu besok." "Tapi...