24. Buka puasa

122K 7.3K 171
                                    

"Apa sih main tarik-tarik, nggak sopan tau pulang nggak pamit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa sih main tarik-tarik, nggak sopan tau pulang nggak pamit."

Nalya menghempaskan tangannya agar terlepas dari Afka ketika mereka telah masuk ke dalam rumah.

"Apa maksud omongan kamu tadi?" Afka bertanya dengan menatap manik mata Nalya, wanita itu mendengus kesal mendengar pertanyaan suaminya.

"Kalau kamu punya masalah sama saya, bicarakan itu dengan saya. Jangan menyinggung saya seperti tadi, apa lagi itu di depan ayah sama bunda."

Nalya hanya berdiri diam di depan Afka, tak ada niat untuk menyela ucapan pria itu karena Nalya ingat bahwa Afka adalah pria yang tidak suka dibantah.

"Satu hal yang harus selalu kamu ingat, masalah rumah tangga kita cukup kita berdua aja yang tahu. Kamu nggak perlu mengumbar itu ke orang lain, ngerti kamu?"

"Hm," Nalya hanya berdehem menanggapi ucapan panjang suaminya, sejujurnya telinga kanan Nalya terasa gatal, tapi dia tak berani menggaruknya di hadapan Afka.

"Saya anggap itu sebagai tanda bahwa kamu mengerti. Sekarang, saya tanya alasan kamu bicara seperti itu. Apa kamu melihat saya secara langsung berpegangan tangan dengan wanita itu?"

"Duduk dulu, saya capek berdiri."

Nalya dengan santai duduk di sofa tanpa memperdulikan Afka yang sejak tadi menatapnya datar, seakan marahnya Afka adalah hal biasa bagi Nalya.

"Kamu dengar saya bicara dari tadi, 'kan Nalya?" Afka mengusap wajahnya kasar, frustrasi sendiri pria itu melihat kelakuan Nalya yang selalu di luar ekspektasinya.

"Denger mas, saya masih punya telinga ini."

"Capek saya meladeni kelakuan kamu yang seperti anak kecil, tadi saja kamu menyindir saya di depan bunda dan sekarang kamu malah bersikap biasa-biasa seakan tak terjadi apapun?"

"Kamu sengaja memancing amarah saya, 'kan?"

"Nggak usah di bahas lagi, lupai aja lah. Anggap hari ini kita impas," Nalya mengangkat kedua bahunya dengan acuh.

"Impas kata kamu? Kesalahan apa yang saya buat sampai kamu bilang kita impas?"

"Pengen banget gue sebutin satu-satu," gumam Nalya dalam hati sembari memutar bola matanya malas.

Afka masih dengan sikap berdiri di hadapan Nalya yang duduk di sofa, Nalya yang sudah tak tahan dengan telinga kanan yang meminta di garuk itu tanpa sadar mengorek kupingnya di depan Afka yang sejak tadi berbicara namun tidak didengar oleh Nalya.

"Eh enak banget ini, geli-geli mantap."

"Nalya Adrina Haris Ibrar?" Panggil Afka dengan rahang yang mengeras, emosinya sudah memuncak setelah melihat Nalya yang dengan konyol mengorek kupingnya tanpa perduli dengan perkataannya.

Bukannya berhenti dari kegiatannya, Nalya malah semakin asik tanpa sadar bahwa Afka telah pergi dari hadapannya.

BRAK!

Pak Hakim - (ngeselin!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang