16. Kamu Istri Saya

140K 8K 34
                                    

Sehabis membuat kekacauan di ruang RAMA, kini Nalya hanya bisa duduk sembari menatap kosong ke arah depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehabis membuat kekacauan di ruang RAMA, kini Nalya hanya bisa duduk sembari menatap kosong ke arah depan. Nalya saat ini sedang berada di dalam mobil Afka dengan pria itu sedang menyetir mobil dengan fokus.

"Gimana keadaan kak Dimas yah sekarang? Kalau itunya patah gimana?"

"Tapikan bukan salah gue sepenuhnya, siapa suruh dia mau mukul Saqif?  Mereka juga nggak ada bilang kalau cuman latihan drama."

"Bisa kacau ini kalau pak Hakim tau gue bikin gaduh di UKM teaternya anak bahasa."

"Tumben kamu diam," Afka sedikit melirik pada Nalya yang berada di sebelah kirinya, wanita itu seperti sedang berpikir dengan kuku tangan kanan yang dia gigit.

"Nalya?" Panggil Afka ketika Nalya tak menanggapi ucapannya tadi.

"Ha? Apa pak?" Nalya yang tersadar mengalihkan perhatiannya ke Afka.

"Kamu ada masalah?" Afka bertanya tanpa menoleh pada Nalya.

"N-nggak ada, ini cuman mikirin judul materi perkuliahan tadi. Apa yah pak judulnya kira-kira?"

"Kamu tanya teman sekelas kamu, kenapa malah tanya saya?"

"Bapak 'kan dosennya."

"Jangan panggil saya bapak, saya kedengarannya tua banget."

"Memang," Afka mendelik tajam pada wanita disebelahnya ketika mendengar jawaban jujur dari Nalya.

"Maaf pak, keceplosan." Nalya menyengir saja saat melihat Afka menatapnya tak suka. Pria itu bahkan diam saja dan mengabaikan Nalya.

"Yah terus saya panggil apa? Afka Hakim Fahreza?"

"Kamu ini tidak sopan."

Nalya berdecak kesal mendengar ucapan Afka barusan, wanita ini tak paham apa sebenarnya mau Afka. Tak mau di panggil bapak, tapi sekalinya dipanggil nama malah dikatain nda sopan. Nalya jadi bingung harus panggil apa.

"Gue panggil bab* lebih marah pasti." Nalya bergumam sembari menoleh ke arah jendela mobil menghindari kontak mata dengan Afka.

"Berani panggil saya itu, saya kasih kamu pelajaran tambahan." Ancam Afka, Nalya menggigit bibir bawahnya ketika sadar bahwa ternyata Afka mendengar ucapannya.

"Jangan panggil saya bapak, bunda akan marah jika mendengar itu. Jangan biasakan untuk mengumpat, kamu juga harus belajar lebih banyak untuk menjadi seorang istri yang baik."

"What? Belajar jadi istri yang baik katanya? Gue yang modelan kaya gini mana bisa!!"

"Kamu denger saya, 'kan Nalya?" ujar Afka membuat lamunan Nalya buyar.

"Iya, tapi ini mau dipanggil apa?"

"Kamu pikir saja sendiri, sekarang kamu turun dan ambil barang kamu. Saya tunggu di sini," Afka menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang kos an Nalya.

Pak Hakim - (ngeselin!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang