23. Afka Hakim kampret Fahreza

106K 7K 17
                                    

Keheningan menyelimuti Nalya dan Afka di dalam mobil, setelah meninggalkan parkiran swalayan tak ada lagi yang membuka suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keheningan menyelimuti Nalya dan Afka di dalam mobil, setelah meninggalkan parkiran swalayan tak ada lagi yang membuka suara.

Nalya memilih diam tak mau kembali bicara dan berakhir membuat Afka berucap pedas kepadanya, Afka sendiri memilih fokus menyetir tanpa menoleh atau sedikit melirik pada istrinya.

"Gitu doang marah."

Nalya sangat ingin mengatakan bahwa Afka adalah orang yang paling menyebalkan dalam hidupnya namun Nalya urungkan karena tahu Afka mungkin akan lebih marah jika mendengarnya.

Nalya bukan wanita yang pandai membujuk seseorang yang sedang marah, dia hanya akan mengabaikan orang itu atau kalau tidak Nalya akan menyinggungnya tanpa ada niat menyelesaikan masalah.

Jika Afka berpikir Nalya akan bertingkah manis demi membuatnya kembali bicara, sepertinya Afka salah  karena saat ini Nalya malah asik dengan ponselnya.

Lailaylay

Di mana lo bab*,
gue di depan kos an ko.

Ngapain lo ke kos an gue?

Heh, lupa yah lo?
Kerja kelompok kita hari ini.

Masa?

Gue coret yah nama lo dari anggota kelompok.

Masa gitu sih neng,
oke kita ketemu di cafe coffe.

Jangan ngaret lo yah, jangan sampai gue ke sana lo nggak ada. 
Bener gue aduin lo sama pak Jamal.

Iya bawel,
gue jalan ke sana sekarang.

Nalya mengantongi kembali ponsenya kemudian memperhatikan jalan yang mereka lalui, Nalya melipat bibirnya kedalam sambil mempertimbangkan kata yang pas yang akan dia ucapkannya untuk meminta Afka berhenti di depan cafe coffe.

"Saya ada kerja kelompok hari ini, bisa tolong turunin saya sebelum cafe coffe?"

Tak ada respon dari Afka, pria itu tetap diam membuat Nalya kini menatapnya dengan tatapan bingung.

"Mas denger, 'kan?"

Masih sama, tak ada jawaban dari Afka. Nalya semakin kesal pada pria itu ketika mereka sudah melewati cafe coffe dan Afka belum juga berhenti.

Nalya sekuat tenaga menahan diri untuk tidak mengomel, dia membiarkan Afka terus melajukan mobilnya sampai ke rumah.

Setibanya di garasi rumah mereka Nalya langsung keluar dari mobil dan berlari membuka pintu lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci motornya, Nalya pergi tanpa pamit pada Afka.

Pak Hakim - (ngeselin!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang