Nalya telah bersiap untuk pulang ke kampung halamannya. Dia sudah memakai sarung tangan, kacamata, jaket serta helm.
Dia benar-benar akan pulang ke rumah orang tuanya menggunakan motor. Tidak perlu khawatir, jarang dari kota ke kampung halaman Nalya hanya memakan waktu 2 jam lebih dengan motor. Wanita itu juga sudah terbiasa berkendara bolak-balik kerumah dan kota jika libur semester.
"Mba Nal, bawa motornya jangan ngebut-ngebut. Mba nggak perlu ngalahin messi." Ujar Ulfa.
"Messi itu pemain bola dek Ulfa," jawab Salsa mengoreksi.
"Kalau gitu, Mike Tyson."
"Bukan, itu petinju!" Kesal Salsa, bisa kumat darah tingginya pagi-pagi begini.
"Yang bener tuh Taufik Hidayat."
Salsa menoleh kebelakang setelah mendengar ucapan dari Mila, salah satu penghuni kos an yang juga bergabung dengan mereka di depan rumah.
"Itu pebulutangkis!"
Ulfa, Salsa dan Mila kini menatap Nalya yang sedang mengecek ban depan motornya. Mereka berada di depan rumah untuk mengantar kepulangan Nalya. Sedari tadi pagi setelah sholat subuh tidak ada lagi di antara mereka yang tertidur, mereka bantu menyiapkan keperluan Nalya bahkan memasak sarapan nasi goreng untuk mereka santap bersama.
"Ali Darwis, 'kan maksudnya?" Kini Nalya ikut menyebutkan salah satu nama.
"ITU ATLET DAYUNG ASAL SULAWESI TENGGARA!!" Jawab mereka serempak.
Nalya yang mendapat sorakan itu hanya mampu tertawa, lihat bagaimana kompaknya mereka. Sudah mirip kakak-beradik sungguhan.
"Udah gue mau berangkat sekarang, takut ke siangan." Nalya berpamitan sembari menyalimi Ulfa, Salsa dan Mila. Mereka berpelukan dalam waktu yang singkat sebelum akhirnya Nalya melepaskan pelukannya dan menyalakan mesin motornya.
"By bestie, sampai ketemu hari rabu..."
"Hati-hati di jalan, kabarin kalau udah sampai rumah." Nalya mengangguki ucapan Mila kemudian pergi meninggalkan kos an.
Nalya sedikit bersenandung menikmati pagi yang cerah dengan motor matic kesayangannya, jangan tanyakan siapa nama motor Nalya, kalian akan kecewa jika tau namanya.
"Astaga, hampir lupa sama pesanan mama." Gumamnya setelah mengingat mamanya berpesan untuk mengambil paket yang di titip. Nalya memutar balik motornya dengan segera.
Saat tiba di depan pagar rumah, Nalya membunyikan bel di sana tanpa mau turun dari motornya. Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan wajah seorang pria yang sudah rapih dengan pakaian formalnya.
"Assalamualaikum pak, saya mau ambil titipan buat mama saya." Ujar Nalya sembari turun dari motornya.
"Masuk dulu," katanya mempersilakan Nalya masuk ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Hakim - (ngeselin!)
General FictionKalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tugas dan waktu pengumpulan yang tidak masuk akal. "Pak?" "Kumpulkan tugas makalah kamu besok." "Tapi...