Nalya bangun pukul 5 pagi dan dia tak bisa kembali tidur. Nalya memilih keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, mungkin ada baiknya dia duduk di teras sembari menghirup udara pagi yang begitu segar.
Nalya duduk di kursi teras, memandang sekeliling dengan penasaran seakan tengah mencari sesuatu. Tatapan matanya kemudian berhenti di dekat pagar rumah, anak laki-laki yang memang selalu muncul di pagi buta itu akhirnya bisa Nalya lihat kembali.
"Dia masih inget gue nggak yah?" gumam Nalya sambil tersenyum ke arah anak laki-laki itu.
Nalya beranjak dari tempatnya duduk, dia berjalan menghampiri anak laki-laki itu dan duduk dekat pagar tepat di hadapan anak itu tanpa perduli pakaiannya akan kotor.
"Lama nggak ketemu, kenapa nih? Lemes banget keliatannya."
Anak laki-laki itu memiringkan kepalanya menatap Nalya yang bertanya.
"Apa mbak tinggi di gudang belakang masih suka ke sini?"
Anak laki-laki itu menggangguk, Nalya dalam hati berharap dirinya bisa berbicara dengan mereka namun dia tidak tahu bagaimana caranya.
"Kenapa?" Tanya Nalya ketika anak laki-laki itu menunjuk ke keluar pagar, dia sedikit bergeser meminta Nalya untuk keluar dan melihatnya.
Nalya dengan berani kemudian berdiri dan membuka pagar, dia berjalan keluar dan menengok ke kiri dan kanan untuk mencari ke anehan yang anak itu tunjukkan tapi Nalya tak menemukan apapun. Hanya ada sebuah mobil putih yang terparkir di sisi sebrang jalan depan kos an.
"Nggak ada apa-apa," gumamnya sambil menoleh pada anak kecil itu tapi anak itu bahkan tak ada di tempatnya semula.
"Lah, ngilang."
"BESTIE, NGAPAIN DI SITU!?" teriakan Salsa menyadarkan Nalya, wanita itu kemudian menutup kembali pagar dan berjalan masuk menghampiri Salsa di teras rumah.
"Ngobrol sama hantu lagi? Emang nggak ada apa orang yang bisa lo ajak ngomong sampai lo nyari hantu?"
"Kebetulan ketemu aja, itung-itung temu kangen."
Nalya cengengesan sedangkan Salsa berkidik ngeri mendengarnya, pas awal-awal ngekos di sini Salsa selalu mengatai Nalya gila. Mengingat temannya itu selalu berbicara sendiri.
"Kalau kita barbeque an malam ini, menurut lo gimana?" Nalya menatap Salsa untuk menunggu tanggapan temannya itu tapi yang dia dengar malah helaan nafas panjang.
"Kenapa?"
"Tanggal tua bestie, belum ada transfer dari komandan ini dari kemaren."
"Tenang, kalau itu gue ada. 2 kilo cukup nggak?"
"Lebih dari cukup, tapi dalam rangka apa nih?"
"Pengen aja, hampir ngeces gue bayanginnya."
"Ngidam?" Tebak Salsa dan Nalya mengedikkan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Hakim - (ngeselin!)
General FictionKalau kata Nalya, pak Afka itu cocoknya dipanggil pak Hakim. Karena, selain nama tengahnya memang Hakim, pria itu juga selalu menghakiminya dengan tugas dan waktu pengumpulan yang tidak masuk akal. "Pak?" "Kumpulkan tugas makalah kamu besok." "Tapi...