13. Nalya dan Kebiasaannya.

135K 7.6K 30
                                    

"Akh! Pinggang gue," Nalya meringis setelah berhasil berdiri dan meraih bantal serta selimut yang dia gunakan semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akh! Pinggang gue," Nalya meringis setelah berhasil berdiri dan meraih bantal serta selimut yang dia gunakan semalaman.

Jangan membayangkan Nalya tidur di ranjang karena Afka menggendongnya dan memindahkan wanita itu, karena nyatanya Nalya masih di tempat yang sama seperti semalam. Di lantai yang dingin bersama dengan guling dan selimut yang menjadi alasnya, badan Nalya yang kecil itu sampai encok rasanya.

Nalya yang masih dalam keadaan kesal akibat semalam itu kini menatap punggung Afka yang membelakanginya, pria itu masih tidur dengan nyaman di atas ranjang bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Buk!

"Bangun woi!" Nalya bicara dengan nada kesal sembari melempar guling yang dipegangnya tadi ke arah Afka.

"Berisik," balas Afka risih. Nalya tidak lagi menanggapi, dirinya memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka lalu keluar kamar untuk sarapan bersama sanak saudara yang masih ada di rumahnya.

"Udah mau pulang apa gimana?" Nalya datang menghampiri para keluarga di ruang tamu, mereka semua sibuk menyiapkan beberapa barang.

"Oh ini, kita mau ke tempat wisata jam 9 nanti." Salah satu tante Nalya yang baru saja datang dari dapur menjawab pertanyaan sang keponakan yang kebingungan.

Nalya hanya mengangguk saja kemudian mengambil duduk di sebelah Fia yang sedang asik dengan ponselnya.

"Suami mu belum bangun?" Ibrar menoleh pada Nalya sembari bertanya tentang keberadaan sang menantu.

"Mana aku tau," Nalya menjawab tanpa minat, masih kesal karena semalam soalnya.

"Kasih tau suamimu biar nggak usah mandi dulu, kita mau ke tempat wisata." Elma yang sejak tadi menyiapkan teh dan kue juga kini mulai bicara.

"biarin aja, Nalya males."

"Nalya, kamu nggak boleh begitu. Mau kamu mama laporin sama nenek mu? Nenek masih ada tuh di kamar, mau mama panggilin?" ancam Elma membuat Nalya berdecak kesal.

"Ini, sekalian bawain teh sama kuenya ke kamar." Nalya meraih nampan berisi secangkir teh dan setoples kue kemudian beranjak kembali ke kamarnya.

Buk! Buk!

"Pak udah bangun? Tolong bukain pintu kamar dong!!" Nalya sedikit berteriak setelah dirinya menghantamkan sisi kiri kepalanya ke pintu kamar dengan suka rela. Akibat kedua tangannya yang memegang nampan, Nalya tak punya pilihan lain.

Pintu kamar terbuka setengah secara perlahan, Nalya masih mengucap syukur sebelum masuk ke dalam kamar dan mendapati Afka masih terbaring dengan lelap di atas ranjang.

"Terimakasih dek Yul," ujar Nalya saat menoleh ke arah pintu kamar, dirinya bahkan tersenyum entah kepada siapa.

Nalya lalu meletakkan nampan itu di atas meja belajarnya, kemudian berjalan mendekati ranjang dan menarik bantal yang di gunakan Afka secara tiba-tiba.

Pak Hakim - (ngeselin!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang