Hai, Besties!
Kembali lagi sama Bintang.Kalau kalian ada yg nggk ngerti mengenai alurnya, bisa kita diskusikan, wkwk.
Selalu tungguin Bintang ya, kapan ya ini lapak rame kek lapakku yg sebelah wkwk.
HAPPY READING!!!!
___________________________________
"Bintang, gue nggak tau kalau lo semaniak itu sama kucing," ucap Adel masih dengan setengah ogah mengantar Bintang ke klinik hewan demi memeriksa kesehatan kucingnya.
"Gue bukan maniak tapi gue emang beneran suka kucing, apa sih masalah ya buat lo? Lo nggk suka sama cowok yang suka kucing?" tanya Bintang dengan menatap Adel sinis, nadanya bicaranya juga ketus.
Adel tersenyum geli. "Bukan gitu," Adel dengan gemas mengacak rambut Bintang. "Jarang aja gitu cowok yang penyayang kucing kek lo, gue nggak masalah sama sekali kok, tenang aja tenang, lagian kita nggak lebih dari sekedar pura-pura."
Awalnya Bintang merasa senam jantung ketika Adel mengacak rambutnya, tetapi langsung sirna mendengar kalimat akhirnya. Ya tidak salah sih, semuanya juga Bintang yang mengawali ini.
"Awal-awal lo berontak nggak mau kayak gini, kenapa sekarang lo anteng?" tanya Bintang dengan heran.
Dehaman Adel terdengar di telinga Bintang. Adel menatap Bintang dengan senyuman manisnya.
"Setelah gue pikir-pikir ada untungnya juga ya punya doi, gue selalu iri sih sama temen-temen sekolah gue yang dulu, apa-apa pasti ceritanya menyangkut doi," ujar Adel kalem.
Bintang menatap Adel dengan lekat, lalu berkata, "Del ..., gue tau lo mau nunjukin ke Erga kalau lo juga udah punya pacar kan?" tanya Bintang menebak.
Mata Adel membelalak.
"Lo tau darimana soal Erga?" tanya Adel panik.
Bintang mencondongkan tubuhnya mendekat kearah Adel yang otomatis membuat perempuan itu mundur juga.
"Apa sih yang nggak gue tau soal lo?" tanya Bintang dengan senyuman menyebalkannya. Ia kembali ke posisi semula.
"Jadi, pada akhirnya pura-pura ini ada simbiosisnya juga kan bagi lo?" tanya Bintang sembari berdiri dengan mengedipkan sebelah matanya kearah Adel.
Bintang pergi mengambil kucingnya yang sudah selesai diperiksa.
***
"Lo tau Adel, dari cewek-cewek yang pernah gue pacarin, nggak ada yang semenarik lo," ucap Bintang dengan memakan ice creamnya.
"Oh ya? Trus lo ngapain pacarin mereka kalau lo nggak tertarik?" tanya Adel menatap Bintang heran.
"Gabut," jawab Bintang dengan santai.
"Shit! Bintang! Perasaan nggak bisa dimainin kayak gitu, lo nggak bisa muasin kegabutan lo itu dengan hal yang nyakitin orang," ucap Adel, ia merasa emosi dengan jawaban Bintang.
Bintang tertawa renyah, bukan karena perkataan Adel melainkan karena ekspresi kesal Adel yang entah mengapa terlihat manis dimata Bintang.
"Sekalian nyoba-nyoba nyari yang cocok buat dijadiin masa depan," jawab Bintang lagi.
Kali ini Adel memutar bola matanya malas mendengar ucapan Bintang lagi.
"Kayaknya itu juga pernyataan cowok-cowok buaya lainnya, nyoba-nyoba buat dijadiin masa depan, eh ujung-ujungnya nggak ada yang cocok, buang." Adel mengoceh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE ✔️
Teen FictionPacaran pura-pura? Itu semua salah Bintang, pokoknya salah Bintang! Adel sangat frustasi, kehidupan tenang yang ia idam-idamkan harus pupus karena lelaki bernama Bintang mengusiknya. "Adel ini pacar baru gue!" "Apa-apaan lo?" "Kita udah lebih dulu s...