Bae | 37

256 16 5
                                    

Hi, Besties!!

Karena udh lama ngga update, aku update dua part sekaligus wkwk

Jangan bosen buat nungguin Bae

Jam berapa kalian baca part ini?

Happy reading!!!

______________________________________

Adel mengerang frustasi pagi ini, Bintang benar-benar mencuekinya bahkan telepon yang sedari tadi Adel dial tak pernah lelaki itu jawab.

Pulang sekolah ini ia sengaja menunggu Bintang di parkiran, lelaki itu pasti sedang ada jam tambahan. Adel menghela napas beberapa kali, teriknya matahari sore membuat Adel lelah.

Ting!

Delan :
Gw di depan gerbang sekolah lo, masih di sekolah kan?

Apalagi sih ini? Adel mengembuskan napasnya kesal.

Adel :
Ada apa, Lan? Gw jalan ke gerbang

Adel setengah berlari kearah gerbang, ia dapat melihat motor Delan di depan halte sekolah. Lantas Adel mendekati.

"Kenapa?" tanya Adel.

"Gue tadi dihubungin dokter yang nanganin Gavin, katanya dia mulai nunjukin pergerakan," jawab Delan membuat Adel melotot tak percaya.

Tak lama dari itu ponselnya Adel berbunyi terdapat pesan dari sang Papa, ia mengatakan hal yang sama dengan Delan.

Adel dengan buru-buru menepuk pundak Delan dan menaiki motor Delan dengan susah payah. Lantas motor Delan melaju pergi meninggalkan pelataran sekolah, Adel bahkan melupakan tujuannya pulang terlambat demi Bintang.

Saat Adel berlari ke gerbang, kelas tingkat akhir sudah selesai dan Bintang lagi-lagi melihat itu, melihat Adel berboncengan dengan Delan.

Bintang kembali mengembuskan napas beratnya, jujur ia sangat lelah hari ini. Bintang langsung pulang, ia lebih memilih beristirahat.

"Ujian sekolah sebentar lagi, lo harus fokus," ucap Aldan menepuk pundak Bintang beberapa kali.

Bagaimana ia harus fokus? Pikirannya penuh.

***

Bintang terbangun dari tidur sorenya, kepalanya benar-benar pusing bahkan ia hanya melepas baju seragamnya menyisakan kaos putih. Teleponnya sedari tadi bergetar, ia sangat malas sekali mengangkatnya.

Melihat nama yang tertera, Bintang mengabaikan. Ia justru menelepon sang Mama yang berada di lantai bawah.

"Apa sih orang serumah kamu nelepon-nelepon gini, ada apa?" tanya Mama Tiar kesal.

"Kepala aku pusing," ucap Bintang dengan suara serak.

"Astagaaa, tunggu Mama," Terdengar di sana nada panik Mama Tiar. Tanpa ingin mendengarkan lebih ia memilih memutuskan panggilan dan membanting ponselnya ke nakas.

Tak lama dari itu pintu kamar Bintang terbuka dan menampilkan Mama Tiar yang membawa makanan, minuman, dan obat sakit kepala.

"Ini makan dulu baru minum obat, bangun dulu Bintang," ucap Mama Tiar menepuk pipi Sang anak. "Haduhhh, kulit kamu panas gini," lanjutnya sembari memegang kening.

Bintang bergerak duduk, lalu mengambil makanannya.

"Kakak Bintang kenapa?" tanya Keyra khawatir, ia meminta Mama Tiar memangkunya.

"Kak Bintang sakit sayang, sst, jangan diajak bertengkar dulu ya," jawab Mama Tiar.

Hanya sekitar enam sendok makan, Bintang langsung menyudahi acara makannya lalu bergerak meminum obat.

"Aku mau tidur, Ma," ucap Bintang sembari merebahkan tubuhnya kembali.

"Cepet sembuh Kakak Bintang," ucap Keyra sembari menepuk kepala Bintang.

Kenapa kembar setiap hari sikapnya tidak begini, Bintangkan jadi tentram. Meski sepupunya itu kadang menyebalkan, Bintang tahu jika sudah keadaan begini mereka akan bersikap sangat manis.

"Hmm," dehem Bintang.

Mama Tiar dan Keyra keluar dari kamar Bintang. Tanpa tahu Bintang yang meringis dan mengeluarkan air mata, "Adel, aku butuh kamu," gumamnya sembari memeluk guling.

***

Ternyata Gavin hanya menunjukkan gerakan jemari saja, untuk siuman entah kapan lelaki itu membuka matanya.

Adel mengembuskan napas beratnya, ia kepikiran Bintang dan teleponnya sama sekali tidak diangkat. Adel juga sudah mencoba menghubungi Mama Tiar dan ia mendapat kabar bahwa Bintang jatuh sakit.

Ini semua pasti gara-gara dirinya, pasti salah satunya. Ia tahu Bintang punya banyak pikiran apalagi lelaki itu sedang dituntut oleh Papanya untuk ini dan itu.

Ia berniat besok sepulang sekolah akan menjenguk Bintang karena ini juga sudah beranjak malam. Papa Hasan tidak menjenguk Gavin karena ia masih berada di luar kota.

"Gue anterin lo pulang," ucap Delan dan diangguki oleh Adel.

"Capek banget gue," keluh Adel sembari menaiki motor Delan.

"Bentar lagi juga nyampe rumah, sabar," ucap Delan.

"Del, gue mau nanya deh soal Bintang," ucap Delan membuat Adel menatapnya heran.

"Tanya apa?"

"Dia masuk geng gitu nggak?" tanya Delan.

"Geng apa?" tanya Adel balik, ia ingin tahu alasan mengapa Delan menanyakan hal ini.

Delan lalu menggeleng. "Lupain,"

Adel menatap lelaki di depannya tidak peduli.

To be continued
©️2023-06-30

Janji akuu update dua part wkwk

Ada pesan ngga buat Bintang?

Ada pesan buat Adel?

See you next part!!!

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang