Bae | 41

241 22 3
                                    

Hai!!!

Selamat malam mingguuu

Cung yg malam minggunya ngehaluuu☝️

Happy reading!

_____________________________________________________

Delan meremat ponselnya pelan, dapat ia simpulkan dari pembicaraan tadi bahwa Bintang benar-benar sudah mengetahui dirinya. Delan mengembuskan napasnya kasar.

"Gue nggak bisa ngebiarin Bintang mengacau duluan," gumam Delan.

Melihat ponselnya bergetar, ia mendengus pelan. "Apa?"

"Lo jangan permainin gue! Gue rela ngekhianatin Gavin demi gue bisa bertemu dia," ucap Delan dengan keras.

"Lo tau Bara! Gue tau lo lagi deket sama cewek anak cendrawasih, sekali lagi lo permainin gue, gue nggak akan segan untuk ganggu lo dan pacar lo juga," ucap Delan.

"Stop it! Apapun yang terjadi lo masih harus mesti nutupin semua kasus Gavin, dan pastiin gue sama sekali nggak terlibat." lanjutnya.

Delan hanya mendengarkan omongan Bara dengan dengusan sebal, "lo adalah backingan gue."

***

"Gimana hasilnya?" tanya Adel.

"Belum sayang, masih lama banget hasilnya," jawab Bintang dengan gemas karena sedari tadi Adel terus-terusan bertanya.

"Jalan-jalan yuk pake skuter," ajak Adel sembari memainkan rambut Bintang.

"Skuter kamu kan di rumah, sekarang kita lagi di apartemen aku," ucap Bintang mengernyit heran.

Adel cemberut sembari duduk di pangkuan Bintang, sedangkan Bintang tersenyum kecil melihat kelakuan Adel. "Mau ngapain nih?" tanya Bintang.

"Hug," pinta Adel yang langsung dituruti oleh Bintang, "aku nggak bisa tidur lagi semalam karena udah bobo duluan sorenya trus badan aku pada sakit karena dateng bulan," rengek Adel.

"Apanya yang sakit? Sini aku bantuin biar sembuh," genit Bintang dengan tangan yang sudah masuk kedalam sweater Adel.

"Itu dikit lagi di atas perut aku," ucap Adel.

Bintang yang mendengarnya terkejut tak menyangka Adel meladeninya, ia tersenyum senang mumpung dibolehin. Tangannya menuruti ucapan Adel.

"Di sini?" tanya Bintang menangkup sesuatu yang cukup besar dibalik sweater, tetapi cukup pas ditangan Bintang.

"Iyaaa," jawab Adel.

"This is like a squishy, i like it," kata Bintang dengan suara seraknya. Otak Bintang langsung kemana-mana melihat ekspresi Adel yang begitu menggairahkan.

Adel langsung mengeluarkan tangan Bintang dengan cepat karena ia merasa tangan itu mulai menjalar nakal kemana-mana.

"Aku laper," ucap Adel kembali duduk di sebelah Bintang sembari membenarkan pakaiannya.

"Masih belum puas aku," Bintang dengan polosnya berkata seperti itu.

"Nggak ada, nanti kalau udah nikah kamu juga bakal kenyang," ujar Adel dan beranjak kearah dapur. Isi kulkas apartemen Bintang sudah diisi dan sudah bisa dipergunakan sebagai mana mestinya.

***

Bintang benar-benar mengantarkan Adel kerumahnya hanya untuk bisa bermain skuter. Ia menghela napas melihat Adel yang tengah menahan sakit diperutnya akibat datang bulan.

"Udah ngga usah main skuter, kamu istirahat aja wajah kamu merah gini aku nggak tega ngelihatnya," ucap Bintang mengusap pelan kening Adel yang mengerut.

"Atau kita ke dokter?" tawar Bintang.

"Ngga mauuu! Ini tuh wajar Bintang, aku mau bobo aja ngga jadi main skuter," ucap Adel.

"Aku temenin di ruang tamu aja biar aku elus-elus perutnya," ujar Bintang.

Mereka turun dari mobil dan memasuki rumah, Bintang menepuk pelan pahanya menyuruh Adel untuk merebahkan kepalanya di situ.

"Coba ya aku search dulu hal apa yang bisa redain sakit perut kalau dateng bulan," ucap Bintang yang langsung fokus menatap ponselnya.

Adel yang melihat itu tersenyum, ia memulai memejamkan mata memulai tidurnya. Bintang menatap Adel, ia telah membaca perihal perempuan yang datang bulan. Tangannya menuju perut Adel dan mengusap pelan di sana.

"Nanti Papa aku ngira aku hamil loh kalau kamu ngelus beneran," ucap Adel membuka matanya.

"Loh ngga bobo?" tanya Bintang terkejut seraya menarik kembali tangannya.

"Ada cctv Bintangku sayang," ucap Adel.

"Bintang, ceritain hal yang udah kamu cari tau soal Gavin lagi," pinta Adel.

"Hal apalagi sayang? Hal yang aku cari tau baru nyampe Delan yang aku curigai doang," ujar Bintang mengusap pelan kepala Adel.

"Aku masih nggak percaya kalau Gavin beli dan berniat ngonsumsi itu," ucap Adel dengan wajah sedihnya, "kamu dapet informasi itu darimana sih?" lanjutnya.

"Kayaknya dari Guntur kalau soal itu, dia ngelihat katanya," jawab Bintang. "Jawaban dia pun ngga bisa jadi patokan jadi aku sama yang lain masih nyari tau siapa orang yang bertransaksi sama adek kamu," lanjutnya.

Adel terdiam.

"Tenang ya, nggak usah dipikirin. Nanti jatuh sakit, bobo—"

"Bintang pengumuman kamu!" teriak Adel mengingat hari ini pengumuman hasil tes masuk kampus keluar.

Bintangpun dengan segera membuka ponselnya lagi dan mengecek bagaimana hasilnya. Mereka berdua berharap-harap dengan cemas.

"Aku yakin kamu keterima, nggak usah gugup gitu. Apapun hasilnya harus legowo," ucap Adel yang sepertinya terdengar asal.

"Aku sih gimanapun hasilnya bakal terima tapi semisal aku nggak keterima di sini, aku legowo, tapi kamu emangnya legowo aku pergi ke luar?" tanya Bintang menatap Adel lembut.

Sorot mata Adel langsung berubah tiba-tiba, Bintang tersenyum melihat itu. Dengan tiba-tiba ia langsung mengecup pipi Adel.

"Ayo kita buka dan lihat bareng-bareng," ajak Bintang dan mulai mengetik sesuatu.

"Bismillah dulu," ucap Adel dan Bintang menuruti. Mereka berdua sama-sama menatap layar ponsel.

"Ih Bintang bentar dulu, aku takut," ucap Adel sembari menutup wajahnya.

"Kan ini hasil aku sayang kok kamu yang takut?" Bintang ini kadang terheran-heran dengan tingkah laku Adel.

"Udah ah aku nggak sabar mau lihat hasilnya," ucap Bintang dan langsung mengklik ponselnya.

Bintang terdiam melihat hasilnya, Adel yang merasa Bintang tak bersuara sedikitpun, ia membuka wajahnya dan langsung merebut ponsel Bintang. Sama halnya dengan Bintang, Adel terdiam dahulu. Kemudian, ia tiba-tiba menangis dengan kencang.

"Sayang," panggil Bintang lembut.

Ting!

Ada sebuah pesan dari Papa Malik.

To be continued
©️2023-07-29

Update lagiii, sejujurnya aku mau cepet2 bae selesai hehew

Jangan lupa klik bintangnya kawan2

Tungguin part selanjutnya yaaaapppp.

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang