Bae | 35

341 25 6
                                    

Hi, Besties!!

Update lagiiii, selamat membaca.

Jam berapa kalian baca part ini?

HAPPY READING!!!

_____________________________________________________

Adel tengah berada di salah satu cafe sekarang, setelah makan malam dengan keluarganya Bintang tadi, Adel langsung diantar pulang lebih dahulu oleh Bintang dan bocah kembar. Ya, dua bocah itu merengek-rengek ingin ikut ke rumah Adel.

Sampai di rumahnya Adel, Papa Hasan ternyata sudah pulang dan si kembar malah asyik bermain dengan Papanya. Lalu Adel diantar oleh Bintang untuk menemui Delan, hanya saja Bintang menurunkannya lumayan jauh dari tempat janjian, Bintang ditemani lagi dengan dua kembar yang riweh sekali.

"Enak es krimnya?" tanya Bintang sembari menoleh ke belakang di mana kembar berada. Si kembar itu tengah melahap es krim yang Bintang belikan, bahkan Bintang membelikan banyak makanan agar mereka berdua tidak rewel.

"Enakkk," jawab mereka berdua.

"Kak Adel masih lama?" tanya Keyra dengan mulut belepotan.

"Nggak tau," jawab Bintang sembari mengedikkan bahunya, ia pun malah asyik bermain game di ponsel serta memakan cemilan yang ada.

Di lain sisi Adel menatap Delan dengan bertanda tanya, "ada yang sabotase motor Gavin, gue ngelihat dari rekaman cctv rumah lo yang lama," ucap Delan sembari memberikan flashdisk.

"Oke nanti gue lihat," Adel menerimanya.

"Tapi gue juga nemuin ini di kamar adik lo, satu hari sebelum gue berangkat pertukaran pelajar kan gue main ke rumah lo," ucap Delan sembari menunjukkan gambar dalam ponselnya.

Adel menatap gambar itu tidak percaya, "nggak mungkin," ucap Adel menggelengkan kepalanya.

"Ya! Adek gue nggak mungkin make, Lan," ucap Adel penuh penekanan.

"Tapi nyatanya gue nemuin itu di atas meja belajar adek lo," ucap Delan. "Tapi ini nggak tau pasti punya adek lo apa bukan karena kalau iya dia mengonsumsi sudah dari awal masuk rumah sakit kedeteksi sama dokter."

Adel terdiam dan menatap Delan mencari kebohongan di sana, namun sepertinya Delan serius mengatakan itu.

Dengan tak percaya Adel memilih bangkit, "gue butuh waktu buat mencerna semuanya, kalau nggak ada lagi yang mau lo omongin, gue balik dulu," ujar Adel.

Delan menatap punggung Adel yang semakin menjauh, dapat ia lihat Adel menelepon seseorang dan tak lama sebuah mobil menghampiri Adel. Ia tahu dengan pasti itu adalah mobil Bintang.

Delan tahu siapa Bintang.

***

"Mau nginep di rumahnya Kak Adel," rengek Kembar.

"Nggak bisa nanti dimarahin sama Papa, mau?" tanya Bintang, ia sebenarnya sangat kesal sekali si dua kembar ini banyak mau.

"Jangan ngerepotin Kak Adel sama Om Hasan, kalian punya kebiasaan bangun tengah malem cuma buat minta susu," ujar Bintang membuat Kembar terdiam karena ada benarnya.

"Bintang," panggil Adel karena ia kasihan melihat dua bocah kembar itu berkaca-kaca.

"No sayang, kamu nggak akan kuat ngurus dan ngelonin mereka," ucap Bintang menolak sebelum Adel membujuknya.

"Nanti kita bisa main lagi ya kembar, masih ada banyak hari buat main, oke?" tanya Adel menepuk pelan kepala dua kembar ini.

Kembar hanya mengangguk tanpa menjawab membuat Adel menghela napas berat melihatnya. Mereka sudah sampai di rumah Adel, Adel turun dan melambaikan tangan pada mereka lalu masuk ke dalam rumah.

"Jangan sedih dong nanti besok Kak Adel main lagi ke rumah," ucap Bintang melihat kembar diam bahkan mengerucutkan bibirnya.

Aish! Benar-benar kembar, Bintang kesal melihat dua tuyul itu bertahan lama di rumahnya.

Setelah menempuh waktu beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah, Kembar langsung turun dan berlari memasuki rumah, sedangkan Bintang memasukkan mobil kedalam garasi. Saat ia masuk ke dalam dapat Bintang dengar tangisan kembar yang menggema, ia mengembuskan napasnya berat.

"Mereka berdua mau nginep di rumahnya Adel, tapi aku larang makanya nangis kek gitu," ucap Bintang setelah mendapat tatapan tajam dari kedua orangtuanya.

Kedua orangtuanya itu langsung melunak dan memberi pengertian baik-baik pada kembar.

***

Adel menceritakan semuanya dan Bintang turut mendengarkan. Mereka berbincang lewat video call. Bintang mengerutkan dahinya mendengar apa yang Adel ceritakan.

"Menurut kamu gimana?" tanya Adel.

"Aku juga mikir nggak mungkin karena selama aku nongkrong sama dia, he's fine nggak ada yang aneh, tapi ya kita juga nggak bisa menduga seperti ini. Coba kamu tanya Papa kamu, barangkali emang disembunyiin dan kamu nggak boleh tau," ujar Bintang.

Adel mengangguk-anggukkan kepalanya, ia bergerak telungkup dan ponselnya ia senderkan ke kepala ranjang. Bintang melihat itu sesuatu yang sebenarnya tak boleh ia lihat.

"Ntar aku coba tanyain deh, tapi untuk isi flashdisk itu gimana menurut kamu?" tanya Adel.

"Sayanggg," panggil Bintang dengan suara seraknya. Adel familiar dengan gaya suara Bintang seperti ini, seperti orang tengah bergairah. Matanya Bintang juga sedari tadi menatap ... Adel melotot seraya melihat ke bawah dan ia langsung menutupinya dengan boneka.

"Bintang kamu ngelihatin apa sih?" tanya Adel dengan kesal.

"Yah kenapa ditutupin sih?" Wajah Bintang memelas.

"Nggak boleh Bintang ntar kamu nafsu," ucap Adel.

"Wajar dong nafsu ama pacar sendiri emang nggak boleh?" tanya Bintang.

Adel kembali berguling telentang, "nggak boleh, cepet jawab pertanyaan aku tadi."

"Nanti aja kita tonton bareng-bareng isi dari flashdisk itu," ujar Bintang.

Adel menganggukkan kepalanya, mereka berdua diam dan saling melempar senyum.

"Sayanggg?" panggil Bintang.

"Hmm?"

"Besok ke apartemen aku yuk?" ajak Bintang.

"Nggak! Kamu pasti punya maksud tertentu, nggak usah aneh-aneh Bintang, masih sekolah!" ucap Adel.

"Ck, nggak bisa deh diajak kerjasama, sejujurnya kamu juga suka kan mendesah di bawah aku," cibir Bintang dengan santainya.

Adel semakin kesini semakin mengetahui sifat Bintang yang mesum ini, ia jika membahas hal vulgar ini tanpa malu, tanpa sensor, tanpa filter.

"Arghhh, Bintang sayanggg," desah Adel menggoda lelaki itu.

Wajah Bintang langsung bereaksi. "Nggak usah mancing gitu!" kesal Bintang.

Adel tertawa terbahak saat Bintang mematikan panggilan mereka, dapat ia lihat wajah Bintang memerah. Dengan jail, Adel mengirim voice note desahannya pada Bintang dan sepertinya langsung dibuka oleh Bintang.

Star🌟 :
Tanggung jawab, adik aku bangun!

Mata Adel melotot membaca itu, tak ia sangka itu berhasil.

To be continued
©️2023-06-08

Tungguin part selanjutnya yaaa

Ada pesan buat Bintang?

Ada pesan buat Adel?

See you nnext part!!!

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang