Bae | 13

431 35 10
                                    

Hai, Besties!

Update lagiii

Jam berapa kalian baca part ini?

HAPPY READING!!!

_______________________________________________

Fadlan melakukan kecurangan, saat menyalip Bintang dengan sengaja ia mendorong sisi motor Bintang, sehingga membuat Bintang jatuh di tengah-tengah jalan.

"Shit!" umpat Bintang sembari meringis.

"Curang lo, anjing!" teriak Bintang dan dengan susah payah membangunkan motornya kembali.

Bintang meraba keningnya, saat terjatuh helmnya malah terlepas, "shit! Berdarah lagi," gumam Bintang.

Dengan pelan Bintang mengendarai motornya lagi, ia malas jika harus mengebut karena sudah dipastikan Fadlan sudah mencapai garis finish.

Sampainya di kerumunan, Bintang membanting helmnya ke atas jalan. Ia menatap Fadlan dengan geram.

"Lo bisa main nggak sih?" tanya Bintang dengan geram. Ia mendekati Fadlan tanpa peduli pada darah di keningnya yang mulai mengalir ke bawah.

"Lo kali yang nggak bisa main, makanya lo kalah, so, mana kunci motornya," ucap Fadlan dengan menengadahkan tangannya, ia tersenyum puas melihat Bintang terluka dan kalah.

Bintang tersenyum masam, "lo curang bro, lo dorong gue sampai jatuh, kemenangan yang lo dapetin ini nggak adil! Anjing!" teriak Bintang diakhiri dengan bogeman pada wajah Fadlan.

Aldan dan Kembar terburu-buru mendekati Bintang dan menahan cowok itu agar bisa terkontrol. Mereka juga sangat khawatir dengan keadaan Bintang sekarang, Aldan mengembuskan napas panjangnya, ia sudah mendengar mengenai Fadlan yang selalu berbuat curang jika sedang bertanding balapan.

"Biar fair, gue luka lo juga luka!" Bintang emosi, "Nih, kuncinya, pengecut kayak lo mati aja harusnya! Cuihhh!"

Dengan kasar ia melempar kunci motornya pada Fadlan dan meludah ke jalan, meskipun kalah dengan tidak adil, Bintang harus tetap menepati janjinya.

"Cabut," ucap Bintang pada ketiga temannya.

"Lo nggak apa-apa kan? Mau ke rumah sakit dulu?" tanya Aldan menawarkan, sedikit khawatir dengan luka di kening Bintang yang terlihat banyak mengeluarkan darah.

"Ke rumah sakit bentar ya," ucap Bintang dengan memegang lukanya.

"Nggak apa-apa motor kesayangan lo diambil dia? Mau bilang apa lo ke Papa lo?" tanya Afkan.

"Aelah, lo kayak orang miskin tau nggak, nanti juga Bintang beli lagi," ucap Adnan dengan santainya.

"Rahang lo enteng banget ya? Dipikir beli motor gampang kek beli gorengan apa?" tanya Bintang, ia lantas naik ke boncengan motor Aldan.

Adnan langsung tertawa, "selamat menikmati omelan," ledeknya dengan tertawa terbahak.

Bintang mendengus sebal.

***

Bintang pulang benar-benar langsung terkena amukan serta omelan oleh Sang Papa, mengenai motor yang tidak balik karena taruhan.

"Papa nggak bakalan beliin kamu motor lagi kalau mainnya taruhan-taruhan! Nggak usah minta-minta lagi, kamu tuh ya nggak bisa dibilangin sedikit aja, nurut! Mulai besok jangan keluar malem! Bates jam malam kamu cuma jam delapan, lebih dari itu potong uang jajan!" omel Papa Malik.

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang