Hi, Besties!
Update lagiii, mau rutin tapi stoknya dikittt gimana dongg?
Maakasih udah tungguin cerita aku, terharuuu
Happy reading!
__________________________________________________
Adel mengunjungi rumah Bintang diantar oleh Erga karena ia baru saja dari rumah lelaki itu untuk menemui Sang Mama. Adel menyuruh Erga untuk pulang duluan karena ia merasa akan lama di rumah Bintang.
Setelah bertemu dengan Mama Tiar, Adel diizinkan ke kamar Bintang dan ia langsung disambut pemandangan kamar khas lelaki serta melihat Bintang yang sedang tiduran di atas kasur.
Adel mendekati Bintang, ia mengusap rambut lelaki itu dengan pelan. Keringat dingin muncul di sekitar dahi, mata Bintang mengerjap pelan lantas tersenyum melihat Adel di depannya.
"Mau pelukkkk," ucap Bintang pelan sembari berusaha duduk.
Sontak Adel langsung lebih mendekat dan memeluk Bintang dengan tiduran di atas dada lelaki itu. "Kenapa bisa gini sih? Maaf ya gara-gara aku juga, kamu kepikiran sampe jatuh sakit gini," ucap Adel sembari bangkit.
Wajah Bintang terlihat pucat, Adel sangat memaklumi bahwa Bintang kini benar-benar drop dan tadi pagi lelaki itu sama sekali tidak masuk sekolah.
"Mau apa? Aku turutin biar cepet sembuh, mau dibikinin makanan?" tanya Adel mengusap rambut Bintang keatas.
Kepala Bintang menggeleng pelan. "Percuma pahit mulut aku rasanya," jawab Bintang.
"Aku mau jelasin sesuatu tapi—"
"Nggak usah lain kali aja," potong Bintang dengan cepat.
Adel mengangguk. Mereka terdiam lama, hanya Adel yang bolak-balik menatap Bintang, sedangkan Bintang memalingkan wajahnya kearah lain.
"Naik apa kesini?" tanya Bintang.
"Mmm, dianterin sama Erga soalnya aku abis dari rumah Mama," jawab Adel membuat mood Bintang semakin tidak bagus dilihat dengan raut wajahnya yang bertambah tidak mengenakan.
Adel berkata jujur karena ia takut Bintang marah, kalau ia bohong yang ada seperti kejadian sebelumnya. Namun, sekarang ia bisa melihat wajah masam Bintang karena kejujurannya. Adel serba salah.
"Makin deket aja, kemarin sama Delan," sindir Bintang.
"Bintang kamu taukan kita sama-sama lagi nyari tau soal kecelakaan Gavin, dia temen Gavin makanya aku deket. Dan soal Erga, aku nggak tau kalau Mama nggak jadi ikut dia malah nyuruh aku sama Erga pergi berdua, maaf," ujar Adel.
Bintang hanya terdiam sama sekali tidak merespons.
"Lo pulang aja, keberadaan lo di sini makin bikin gue tambah nggak enak badan," ucap Bintang pelan membuat Adel kecewa keberadaannya sama sekali tidak dibutuhkan.
Bintang kembali merebahkan tubuhnya dan bersiap tidur. Adel yang melihat itu menghela napasnya kasar, "Bintang," panggilnya.
"Keluar Adel, gue pusing," ucap Bintang dengan suara serak.
Mau tak mau Adel menuruti itu.
Adel berjalan di atas trotoar, pikirannya berkecamuk. Hatinya benar-benar kecewa setelah Bintang mengusirnya. Adel memejamkan matanya seraya mendengarkan ucapan Gea yang tersambung dalam panggilan telepon.
"Gue kalau jadi Bintangpun sama marahnya, Deeeel! Gimana sih lo?! Gue tanya ke Zaydan kalau Bintang tuh nggak bisa dibohongin! Dia akan tau sendiri kemana dan dimana lo berada meski tanpa izin dia, mata Bintang tuh di mana-mana," ujar Gea di seberang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAE ✔️
Teen FictionPacaran pura-pura? Itu semua salah Bintang, pokoknya salah Bintang! Adel sangat frustasi, kehidupan tenang yang ia idam-idamkan harus pupus karena lelaki bernama Bintang mengusiknya. "Adel ini pacar baru gue!" "Apa-apaan lo?" "Kita udah lebih dulu s...