Pacaran pura-pura? Itu semua salah Bintang, pokoknya salah Bintang! Adel sangat frustasi, kehidupan tenang yang ia idam-idamkan harus pupus karena lelaki bernama Bintang mengusiknya.
"Adel ini pacar baru gue!"
"Apa-apaan lo?"
"Kita udah lebih dulu s...
Adel benar-benar merasa kesepian karena Bintang begitu sibuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Adel mengerti itu, ia tak ingin dicap pacar yang tidak pengertian.
Banyak yang tidak menyangka bahwa Bintang sebegitu rajin dan sangat aware mengenai masuk kuliah, lelaki itu bahkan pernah mengajak Adel memasuki toko buku dan membeli buku tebal ujian yang baru dilihat saja seolah sudah bikin eneg.
Kelas duabelas tak elak dengan berbagai pelajaran tambahan yang diadakan sekolah, bahkan terkadang Adel juga menunggui Bintang selesai jam tambahan, tentu saja menunggu di dalam mobil karena lelaki itu tak pernah membawa motor lagi semenjak motornya dijadikan taruhan.
Seperti sekarang, Adel tengah menunggu Bintang selesai jam tambahan, ia juga menyadari Saira menunggu Aldan. Agak canggung jika ia mengajak Saira mengobrol, namun sudah kepalang bosan Adel memberanikan diri mengetuk kaca mobil Aldan dan memperlihatkan Saira yang tengah memakan donat.
"Nunggu di kantin aja yuk, Ra, lama banget sumpah," ajak Adel.
Saira keluar dari mobil, ia mengiyakan ajakan Adel dengan tak lupa membawa donatnya.
"Lo nungguin Kak Bintang ya? Gimana pacaran sama Kak Bintang?" tanya Saira mengawali perbincangan mereka.
"Ya gitu deh, awal-awal agak kesel gue karena itu paksaan tapi lama-kelamaan baper juga akhirnya," jawab Adel apa adanya.