Bae | 14

463 28 17
                                    

Hai, Besties!

Akhirnya update lagi yuhuuuu,

Jam berapa kalian baca part ini?

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"Kenapa kepala lo?" tanya Adel saat melihat kepala Bintang diperban.

"Jatuh cantik, tapi nggak apa-apa kok gue kuat," jawab Bintang dengan santai.

Tangan kiri Bintang meraih tangan kanan Adel, sedangkan tangan kanannya ia masukkan ke hoodie. Mereka berjalan beriringan di koridor.

"Makan yuk? Gue laper banget nih, tadi pagi nggak sempet sarapan," ucap Bintang dengan wajah memelasnya.

"Suruh siapa nggak sarapan? Mampus kan lo!" cibir Adel.

"Sengaja biar diperhatiin lo," Bintang tertawa padahal sebenarnya bukan itu alasan utamanya.

Lalu Bintang bergerak membelakangi Adel, tangannya menunjuk contong hoodienya. "Coba lihat, gue ada sesuatu buat lo," ucap Bintang.

Adel mengedip heran, ia lantas melihat contong hoodie Bintang dan merogohnya. Adel langsung melotot saat mengetahui apa yang ia dapatkan. Terdapat dua tiket konser tulus, cokelat, dan permen karet.

"Ihhh, Bintanggg," Adel menatap Bintang senang.

"Kenapa?" tanya Bintang dengan tertawa kecil melihat reaksi Adel.

"Kok lo tau gue kepengen nonton tulus? Tau darimana lo?" tanya Adel menatap Bintang dengan curiga.

"Apa sih yang nggak gue tau soal kepengenan lo cantik?" Bintang mendekatkan wajahnya ke Adel, lalu berkata, "terimakasihnya mana? Peluk dong trus puk-puk kepala gue biar sekalian cepet sembuh," lanjutnya dengan ekspresi wajah yang memelas.

Sial! Kenapa sih Bintang begitu menggemaskan dengan ekspresi seperti itu. Adel memalingkan wajahnya sebentar menahan gejolak aneh yang tiba-tiba datang. Sudut bibir Adel tak tahan untuk tidak tersenyum, ia langsung memeluk Bintang dan memberikan usapan dan tepukan lembut pada surai Bintang.

"Makasih," ucap Adel dengan suara manisnya. "Padahal gue juga udah punya rencana mau beli sendiri," lanjutnya.

"No, nanti berangkat bareng gue ya," ucap Bintang.

Adel melepas pelukannya, ia malu sudah banyak yang melihat mereka. Pipinya merona dan itu terlihat sangat manis menurut Bintang. Siswa-siswa yang lain tak habis pikir pada mereka yang mengumbar kemesraan di tengah-tengah koridor.

"Gue laper banget nih, ayo ah cepet ke kantin, keburu bel masuk," ucap Bintang dengan menarik tangan Adel.

"Bintang, kalau gue boleh tau, kenapa bisa lo jatuh sampe diperban kek gini?" tanya Adel sembari mereka berjalan.

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang