Halooo, update lagi kali iniiii!!!!
Siapa yang nungguin???
Happy reading!!!
________________________________________________________
Bugh! Bugh! Bugh!
Adel menatap kagum Bintang yang sedang berolahraga boxing, entah sejak kapan apartemen ini sudah terisi alat olahraga seperti itu.
"Kamu udah bangun?" tanya Bintang seraya berjalan kearah Adel sembari melepas tali pelindung dijemarinya.
Adel hanya melongo menatap Bintang yang berkeringat, sedangkan dirinya masih baru sadar dari alam mimpi.
"Mau sarapan nggak?" tanya Bintang seraya mengecup kening Adel.
"Mauuu tapi nanti dulu deh," jawab Adel dengan suara seraknya.
"Ini hari rabu, mau aku anterin ke sekolah?" tanya Bintang lagi.
Adel menggeleng pelan, "males sekolah ah, lagian abis uas pasti bebas tinggal nunggu hasil rapor doang," jawabnya.
"Nyari sarapan yuk di luar," ajak Bintang.
"Bintang aku tau ya kalau kartu kamu diblokir sama Papa kamu, Mama kamu yang bilang, berhemat aja ada banyak sayuran di kulkas biar aku buatin sarapan," ujar Adel seraya beranjak ke kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka.
Bintang mengembuskan napasnya kasar, entah alasan apa Papanya itu memblokir kartu milik Bintang. Hah! Pasti alasan kemarin, Bintang sangat malas sekali untuk sekadar pulang ke rumah.
"Yaudah kalau kamu maunya gitu, aku mandi dulu ya," ucap Bintang berjalan masuk kedalam kamarnya.
Setelah kepergian Bintang, Adel menatap punggung Bintang kasihan. Terlihat sangat mempunyai beban sekali.
"Huft, apa yang harus gue lakuin?"
Adel memasak sarapan sederhana karena untungnya Bintang itu tidak terlalu rewel dalam masalah makan, ia memasak nasi goreng telur. Kemudian, ia juga tak lupa membuat jus agar pagi lebih menyegarkan.
"Selesai," Adel menepuk tangannya bangga, ia menatap pintu kamar Bintang yang masih tertutup.
Adel mengotak-atik ponselnya, ia membalas satu persatu pesan dari teman-temannya.
"Sayang udah?" tanya Bintang.
"Udah Bintang, yuk sarapan," Adel langsung menata nasi goreng itu keatas piring dan menyajikannya kedepan Bintang.
"Jalan-jalan yuk hari ini? Biar hari ini aku yang nyenengin kamu," ujar Adel bersemangat.
"Di apartemen aja, aku lagi nggak mau kemana-mana," ucap Bintang.
Adel melengkungkan bibirnya, "kenapa?"
"Nggak perlu nyenengin aku, dengan keberadaan kamu di sisi aku aja itu udah bikin seneng," ujar Bintang.
Bintang menuntun Adel mendekat dan menyuruhnya duduk di atas pangkuannya. "Aku mau cuddle aja sama kamu sambil netflix di kamar," bisik Bintang.
Adel merona. "Kamu makin bikin aku berbuat maksiat, cepet sarapan," Adel beranjak dari pangkuan Bintang.
"Nanti ketahuan loh kalau semisal Mama kamu dateng kesini," kata Adel.
"Passwordnya udah aku ganti," balas Bintang.
"Loh?"
"Lagi nggak mau ketemu sama orang rumah dulu," lanjut Bintang.
Adel mengangguk paham.
***
Mereka benar-benar menonton netflix di ruang tengah dan sesuai keinginan Bintang, cuddling. Mereka sedang menonton film marvel sesuai keinginan Adel. Perempuan itu tampak serius menonton, Bintang juga.
"Woahhhh, nggak bosen-bosen aku nonton series ini, seru bangetttt," sorak Adel ketika film itu sudah mencapai endingnya.
"Sama," sahut Bintang, "tapi aku dengar-dengar bulan depan bakalan ada series baru lagi, nanti kita nonton yaaa."
Adel mengangguk antusias. "Ih aku baru tau kalau kamu juga penggemar series marvel."
"Hmm, kamu belum pernah ya masuk kamar aku yang di rumah? Aku ngoleksi miniatur marvel kalau kamu mau tau," ujar Bintang.
"Pernahhh! Waktu kamu sakit, tapi aku nggak terlalu merhatiin," ucap Adel.
Bintang lantas mengangguk-angguk. Mereka saling terdiam setelahnya.
"Kalau aku jadi keluar negeri, apa kamu rela nunggu aku kembali dan jalanin hubungan jarak jauh?" tanya Bintang tiba-tiba.
Adel mengernyit heran kepada Bintang, "kok ngomongnya gitu? Kan masih ada jalur lain, emang kamu nggak mau nyoba?"
Bintang hanya diam, ia malah mendekati Adel dan memeluknya erat.
"Papa nggak ngasih kesempatan buat daftar jalur itu, dia langsung daftarin aku ke luar negeri."
Sontak Adel terkejut mendengarnya, ia tak menjawab dan hanya kembali memeluk erat Bintang.
"Nggak tauuu," balas Adel dengan suara bergetar.
Mereka saling memeluk erat, gimana bisa mereka harus berjarak jauh pasalnya sehari tak bertemu saja sudah kepalang rindu.
"Maaf, aku udah berusaha sebisa mungkin buat bisa kuliah di sini," kata Bintang pelan.
Adel semakin terisak keras mendengarnya. "Bintang, aku nggak mau kita jauhan."
Tangan Bintang menepuk-nepuk punggung Adel dengan pelan. Mulutnya tak berhenti mengucapkan kata maaf.
Ting! Ting! Ting!
Drrrt! Drrrt! Drrrt!
"Ponsel kamu bunyi," ucap Bintang melirik ponsel Adel yang berbunyi bertubi-tubi.
Bintang meraihnya dan membaca pesan yang mengatakan bahwa, "Gavin sadar, Adel."
Mereka berdua langsung terlonjak duduk, Adel langsung meraih ponselnya dan membaca pesan dari Sang Papa. Beberapa panggilan tak terjawab juga menghampiri.
"Halo, Om?"
Papa Hasan malah menelepon Bintang karena merasa Adel tak menjawabnya.
"Kita on the way kesana, Adel tadi lagi tidur siang," jawab Bintang.
Mereka lantas bersiap-siap. "Aku lega Gavin akhirnya sadar, Bintang."
"Kamu harus senang," sahut Bintang tersenyum tipis seraya mengusap kepala Adel pelan.
To be continued.
©️2023-08-02
Jangan lupaaa klik bintaangnyaaaaa!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE ✔️
Teen FictionPacaran pura-pura? Itu semua salah Bintang, pokoknya salah Bintang! Adel sangat frustasi, kehidupan tenang yang ia idam-idamkan harus pupus karena lelaki bernama Bintang mengusiknya. "Adel ini pacar baru gue!" "Apa-apaan lo?" "Kita udah lebih dulu s...