Bae | 44

281 21 6
                                    

Update lagiiii

Siapa yg nungguin?

Oke ngga ada:)

______________________________________________________

Adel menatap Gavin yang dikelilingi oleh teman-temannya, ia juga menatap kekasihnya yang terlihat senang berbincang-bincang. Selalu satu hal yang Adel ingat bahwa Bintang memiliki teman di mana-mana. Terbukti dengan lelaki itu yang tampak akrab dengan teman-teman Gavin.

Yap, Gavin sudah dipindaahkan ke ruang rawat bukan lagi di Icu. Hal yang melegakan bagi keluarga Adel. Sang Mama juga tadi datang untuk menjenguk Gavin. Adiknya itu sama sekali belum mengetahui bahwa Sang Ibu telah menikah lagi.

Embusan napas kasar Adel keluar begitu saja. Ia beranjak dan berniat menuju kantin rumah sakit karena lapar.

"Mau kemana?" tanya Bintang melihat Adel yang sudah mencapai pintu.

Pertanyaan Bintang langsung disoraki oleh teman-teman Gavin.

"Gue ketinggalan apa nih?" tanya Gavin menatap semuanya bingung.

"Laperrr, mau ke kantin," jawab Adel.

"Aku temenin," Bintang ikut beranjak dari duduknya. Mereka berdua langsung keluar diiringi sorakan menggoda dari teman-teman dalam ruangan Gavin.

Bintang hanya menanggapinya dengan senyum kecil.

"Seru banget ngobrolnya sampe aku dianggurin," ucap Adel seraya menggandeng lengan Bintang.

"Abisnya seru, maaf ya ampe dianggurin pacar aku yang cantik ini, jangan marah," ucap Bintang. "Kamu mau makan apa?"

Mereka telah sampai di kantin rumah sakit dan menelusuri stand-stand kantin.

"Nasi goreng aja yuk," ajak Adel.

"Boleh, aku juga yaa,"

Adel langsung memesan nasi goreng dan minumannya, setelah itu mereka mencari bangku yang kosong. "Duduk samping aku, jangan sebrang aku," rengek Adel.

Yang dilakukan Bintang hanya menurut, Adel menyenderkan kepalanya di lengan Bintang.

"Jangan mikirin yang buruk-buruk Bintang, aku mau kita sama-sama nikmatin waktu yang ada. Aku sayang kamu, jangan sampai lupa," ucap Adel sembari menyatukan jemari mereka.

"Makasih sayang dan maaf aku nggak bisa janjiin apa-apa ke kamu untuk sekarang, aku takut ngecewain kamu kedepannya," kata Bintang sembari mengusap wajah Adel, Adel mendongak melihat lekat wajah Bintang yang terlihat banyak pikiran.

Adel mengembuskan napasnya kasar, ia tak lagi menyender pada lengan Bintang. Adel duduk tegak dan menatap kekasihnya itu dengan lekat.

"Jangan terlalu dipikirin, nanti dulu ya, kita sama-sama cari jalan keluar semua ini. Aku juga nggak mau hubungan jarak jauh sama kamu," ujar Adel.

Tak lama makanan mereka datang dan Adel langsung melahapnya. Bintang menatap lekat Adel, ia sama sekali tak menyahuti ucapan Adel tadi karena percuma. Tak ada yang bisa mengubah keputusan Papanya.

***

"Kalian berdua pacaran udah lama nih? Kenapa gue koma lama banget ya, kesel, jadi ngga tau kan apa yang terjadi selama ini," cerocos Gavin.

"Maafin gue," rengek Adel sembari memeluk adiknya itu dengan manja.

"Nggak gue maafin, gara-gara lo nih gue koma setengah tahun," ujar Gavin memandang Adel dengan pura-pura kesal.

"Issshh, gitu lo mah! Lo lagi kepengen apa? Gue beliin," Adel memandang wajah Gavin.

Bintang sedari tadi hanya menatap keduanya dengan diam, ia senang saat melihat Adel kembali bahagia karena adiknya telah sadar. Namun, satu hal yang belum terbiasa bagi Bintang, yaitu ia belum terbiasa melihat Gavin dan Adel berinteraksi di depannya padahal mereka saudara. Rasa cemburu itu ada.

"Motor," jawab Gavin.

Sontak saja Adel langsung memukul lengan adiknya itu, Gavin langsung meringis. "Bar-bar banget sih lo kak!"

"Ya lo! Kalau minta tuh yang masuk akal gitu, kakak lo ini belum berpenghasilan, mana bisa beliin lo motor anjirrr!" tutur Adel.

"Adellll," tegur Bintang mendengar Adel berbicara kotor.

"Tau nih, marahin aja pacar lo, Tang. Nakal!" adu Gavin.

"Tang-tang-tang! Dia lebih tua dari lo, yang sopan dikit napa?!" omel Adel. "Baru bangun dari ambang kematian udah nggak ada akhlak ya lo," lanjutnya dengan memukul-mukul lengan Gavin.

Tiba-tiba Gavin menarik rambut Adel membuat Adel berteriak kesakitan, mereka berdua bertengkar tanpa memperdulikan Bintang yang gelagapan melihat mereka. Bintang beranjak dari duduknya dan berusaha memisahkan mereka berdua.

"ADUHHH, ADUHHH, ADUHHHHH! SAKIT GAVIN ANJINGGGGGG! LEPASINNN TANGAN LOOOO!" teriak Adel.

"LEPASIN TANGAN LO DULU JANCOKKK, DIPIKIR KAGAK SAKIT APA DICUBIT!" teriak Gavin tak kalah keras.

"Woyyy, astagaaa," ucap Bintang frustasi melihat kelakuan kedua kakak beradik itu. "Gaviiiin lepasin rambut pacar gueee!!!"

"NGGAK MAU SEBELUM DIAA LEPASIN CUBITANNYA DULUUU!"

Tak lama pintu ruangan terbuka menampilkan Papa Hasan, ditangannya membawa sekantung plastik makanan.

"ADEL! GAVIN! BERHENTIIII!" teriak Papa Hasan.

Mereka berdua langsung berhenti saling menyakiti dan menunduk menatap Papa Hasan takut.

"Kalian berdua?! Astagaaaaa!" Papa Hasan sampai-sampai tidak bisa berkata-kata melihat kembali kelakuan kedua anaknya.

Pandangannya menatap Bintang yang ada di dekat mereka juga, "aku udah berusaha buat misahin mereka, Om, tapi mereka kayaknya menikmati."

"Adel, adik kamu baru sadar jangan diajak berantem duluuu, mau kamu bikin dia koma lagi?" Papa Hasan menatap anak pertamanya itu dengan gregetan.

"Maaf, Pa," jawab Adel pelan.

"Tuh dengerinnnn, lo udah bikin gue koma, bangun-bangun langsung dicubitin lagi. Kurang ajar lo!" kesal Gavin.

"Kamu juga Gavin! Ngapain kamu jambak kakak kamu sendiri?" Papa Hasan melototi putranya itu.

Adel dan Gavin saling memeletkan lidahnya.

"Bintang pulang gih udah malem, anterin Adel dulu bisa kan?" tanya Papa Hasan pada Bintang.

"Bisa, Om."

Bintang mengajak Adel untuk pulang bersama.

Sesampainya mereka berdua di dalam mobil, tawa yang sedari tadi Bintang tahan akhirnya menguar begitu saja. Apalagi melihat rambut Adel yang saat ini berantakan.

"Kok kamu ketawa sih? Bantuin beneriiiin," rengek Adel.

"Jadi gini kelakuan kamu kalau sama Gavin?" tanya Bintang dengan nada yang meledek.

"Jangan ledekin aku deh," cebik Adel dengan sebal tak ayal ia juga memeluk Bintang dengan erat. "Gitu dong ketawa, jangan pura-pura ketawa," ucap Adel.

"Aku baik-baik aja kok dari tadi," ujar Bintang. Adel hanya mengangguk sebagai balasan.

"Mau makan yang pedes-pedes," ucap Bintang yang langsung dibalas gelengan oleh Adel.

"Inget ngga dulu aku sama kamu makan bakso sampe sakit besoknya, jangan ah, makan yang lain aja," larang Adel sembari mencepol rambutnya. "Sate yuk?" ajak Adel.

"Ayoooo, sate yang waktu itu kan?" tanya Bintang memastikan, Adel mengangguk.

Bintang langsung menancap gas menuju temoat sate langganannya.

To be continued
©️2023-08-10

Jangan lupa vote dan komen yapppp

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang