Bae | 52

250 13 0
                                    

Hai, update lagiiii!

Selamat membaca!

_______________________________________________________

Besoknya keluarga Bintang kembali mencari apartemen, Papa Malik membanding-bandingkan harga dan fasilitas yang didapat. Bintang juga menanggapinya dengan serius meski moodnya agak jelek saat ini.

"Kakak Bintang nanti tinggal di sini ya?" tanya Keyra dalam gendongan Bintang, ponakannya ini agaknya ingin bermanja-manja dengan Bintang.

"Hu'um, nanti jangan kangen ya," ucap Bintang sembari mencium pipi chubby Keyra.

Saat ini mereka sedang berada di dalam apartemen yang sudah Bintang yakini untuk tinggal nanti. Lumayan luas dan dari kamar tidur ia bisa melihat view kota langsung, lantainya bukan paling atas ataupun bawah, ditengah-tengah, dan jika ke kampus hanya berjarak 1km. Lumayanlah.

Bintang tak dapat apartemen yang paling dekat kampus karena hampir semuanya penuh, jikapun ada yang kosong tak sesuai keinginan Bintang.

"Papa udah urus administrasinya," ucap Papa Malik kembali dengan seorang manager yang mengurus gedung apartemen ini.

"Sewa atau beli?" tanya Bintang.

"Belilah, kamu nggak usah mikirin apa-apa lagi tinggal fokus kuliah," ucap Papa Malik.

Bintang bersorak kagum, Papanya memang benar-benar berbau uang sekali. Sebenarnya kembali lagi bukan ini yang Bintang inginkan, ia ingin berusaha sendiri, tetapi seolah-olah dipatahkan oleh Papanya sendiri.

"Kamu itu keturunan Rahardja, dari lahir kamu udah memiliki privilege itu, apa yang seharusnya Papa kasih udah seharusnya kamu juga terima. Apa yang Papa kasih adalah nilai material, selebihnya kamu harus dapatkan sendiri, otak Rahardja nggak akan bodoh," ujar Papa Malik saat Bintang datangi ke ruang kerjanya pada saat sebelum mereka ke Kanada.

"Kak Bintang kok ngelamun sih?" Pertanyaan Keyra membuat Bintang tersadar, ia melirik Kean yang juga ingin digendong olehnya.

"Keyra turun ya?" bujuk Bintang dan Keyra menurut untuk turun. Gantian Bintang menggendong Kean.

"Kalau Kak Bintang tinggal jauh gini, nggak ada yang jadi target keusilan kita dong," ucap Kean membuat Bintang mendengus sebal.

Mama Tiar tertawa. "Kak Bintang bakal sering balik kok, nanti kalian juga kalau liburan kita nengokin Kak Bintang ya," ucapnya.

Kembar bersorak ria.

Mereka kembali ke hotel untuk mengambil koper-koper mereka dan pindah ke apartemen yang sekarang menjadi milik Bintang. Mereka akan sehari lagi di Kanada, abis itu terbang ke California karena kembar terus-menerus merengek ingin ke disneyland.

Bintang mengeluh ingin cepat pulang ke Jakarta, tetapi ia terus diganggu oleh dua bocah kembar yang merengek untuk ikut ke California.

"Coba bujuk kakak pake bahasa inggris,"

"Kak Bintang, can you getting with us goes to disneyland, please?" tanya Kembar dengan wajah memohon

Bagaimana Bintang tidak luluh kalau seperti ini?

***

Pagi ini benar-benar chaos, semuanya ribut berberes apalagi bisa Bintang dengar suara keributan kembar di kamar sebelah. Mereka akan terbang ke California. Bintang sih santai karena memang koper-kopernya akan ditunda di apartemen, ia hanya membawa tas backpack dan tak banyak isinya.

"Kak Bintang belum bangun juga Mama," teriak Keyra dengan berusaha membuka pintu kamar Bintang, tetapi percuma karena pintu itu dikunci dari dalam.

"Kean telepon Kak Bintang," ucap Mama Tiar. Dia benar-benar pusing, barang-barang yang tadi malam sudah diberesi kini kembali acak-acakan oleh ulah si kembar dan Papa Malik.

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang