Hai, Besties!
Karena ini permulaan, jadi, kali ini double update! Hehe.
Jangan lupa klik Bintangnya, Bestie.
_____________________________________
"Lo putus sama Sabrinna?" tanya Adnan.
"Iya, kenapa emang?" tanya Bintang dengan santai. Kini mereka tengah berjalan di tengah koridor.
"Kenapa lagi sekarang?" tanya Afkan, kembaran dari Adnan.
"Gue diselingkuhin anjir, dia udah lama main di belakang gue," jawab Bintang dengan kesal, "tapi tuh cewek mohon-mohon mulu nggak mau putus, kan gue muak jadinya!"
"Kan cuma lo yang mampu ngimbangin nafsu hedonnya dia, makanya dia nggak mau lepas lo," kata Adnan sembari menghela napas sejenak, "nggak usah ladenin dia lagi, dia cewek nggak bener."
Afkan melirik kembarannya dengan sebelah alis yang terangkat. "Tumben," ucap Afkan.
"Apanya?" tanya Adnan dengan ketus, "bener dong dia cewek nggak bener."
"Gue bilang lo tumben bilang gitu karena lo sendiri macarin cewek sana-sini tanpa ngelihat bener kagaknya!" sindir Afkan.
Sontak Bintang tertawa. Sedangkan, Adnan merengut kesal.
"Playboy kayak lo nggak pantes ngatain cewek yang nggak bener, coba lo introspeksi, lo udah bener belom?" tanya Bintang dengan masih tertawa keras.
Namun, perlahan tawanya mereda ketika pandangannya melihat seseorang yang tengah kebingungan di perempatan koridor.
"Bin, Bin, Bin! Mantan lo tuh jalan ke sini!" heboh Adnan sembari menepuk-nepuk bahu Bintang dengan keras.
Bintang menoleh kearah yang ditunjuk Adnan dan benar saja Sabrinna kini tengah berlari kearahnya. Sontak, Bintang mengambil ancang-ancang berlari sebelum Sabrinna semakin dekat dengannya.
"Cabuuut!" Bintang langsung berlari begitu saja.
"Oyyy! Tungguin gue!" Adnan berteriak lalu menyusul Bintang yang mulai menjauh.
Afkan mengembuskan napasnya kasar, pagi-pagi sudah sangat heboh. Daripada mengikuti kedua sahabatnya yang berlarian, ia lebih memilih berjalan santai tak peduli dengan Sabrinna yang kini tengah mengatur napasnya di samping Afkan.
"Kenapa lo biarin sahabat lo kabur sih? Gue mau ngomong sama dia," ucap Sabrinna.
"Dia lari karena nggak mau ngomong sama lo," ucap Afkan sembari terus berjalan.
"Lo bilangin dong sama Bintang gue nggak mau putus," ucap Sabrinna dengan berusaha mengimbangi langkah Afkan.
"Bilang aja sendiri," ketus Afkan, "lagian jadi cewek banyak gaya sih lo, udah punya pacar masih aja nyari cabang!"
Sabrinna tertohok kawan-kawan!
Tak lagi mengimbangi langkah Afkan, ia berhenti sembari membuka mulutnya dramatis.
"Sakit hati gue dikatain gitu tapi ya emang bener, gimana dong?"
***
"Ini sekolah baru gue?" tanya Adel pada dirinya sendiri.
"Hmm, not bad," ucapnya dengan segera memasuki gerbang sekolah.
Pandangan Adel mengedar, sekolahnya kali ini benar-benar membuatnya terkesima. Pasti Papa mengeluarkan uang banyak agar ia bisa masuk ke sekolah ini.
"Kata Papa gue harus ke ruang tu dulu, ruang tu di mana woyy?" tanya Adel dengan suara agak sedikit keras.
"Ruang tu ada di sebelah sana, lo bisa ambil arah kiri kalau arah kanan itu ruang kelas."
Adel langsung berjengit kaget, ia menoleh dan mendapati perempuan imut dengan rambut sedikit melebihi bahu. Adel melirik nama perempuan itu.
Saira Athella.
"Mmm, thank you... Kak Saira?"
"Sama-sama, kalau gitu gue kesana dulu," ucap Saira langsung beranjak pergi kearah kanan dengan seorang cowok yang menghampirinya dari arah parkiran.
Setelah itu, Adel mengikuti arah yang ditunjukkan tadi. Hanya saja, posisinya saat ini ia masih di tengah luasnya lapangan parkiran, ia cukup malas berjalan mendekati gedung.
Setelah dari ruang tata usaha dan mendapat informasi mengenai kelasnya, Adel langsung mencari keberadaan kelasnya tersebut dengan penuh perjuangan.
Adel beberapa kali sempat kebingungan mengenai arah kelasnya. Ia harus pintar-pintar membaca peta yang selalu ada di tiap perempatan koridor untungnya ia juga cukup terbantu dengan arah petunjuk yang ada.
"Ya ampuuun, kenapa sekolah gue luas amat sih?" tanya Adel sembari mengusap keringat di dahinya.
***
Adel bergaya dengan menggunakan filter boomerang, selepas itu ia memakan baksonya dengan hati-hati karena masih terlihat panas terbukti dengan asap yang mengepul.
"Sini siapa nama akun lo biar gue follow?" tanya Gea.
Gea merupakan teman barunya Adel sekarang. Kemudian, dengan senang hati Adel memberi tahu nama akunnya, lumayan nambah pengikut.
"Eh, buset!" teriak Gea dengan menatap pengikut Adel yang lumayan banyak.
Beberapa orang dari meja lain menoleh kearah mereka.
"Biasa aja kali," ucap Adel dengan tersenyum simpul.
"Ini ceritanya gue temenan ama selebgram nih?" tanya Gea.
"Apa sih? Biasa aja kali, dah gue ikuti balik tuh," ucap Adel dengan santai ia menyuapi baksonya lagi.
Gea menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka. Pandangannya tiba-tiba melihat segerombolan empat cowok yang memasuki kantin. Gea menepuk-nepuk bahu Adel dengan keras.
"Apa sih?" tanya Adel dengan sabar, meskipun baru beberapa jam kenal Adel langsung mengetahui sikap Gea yang selalu heboh.
"Itu! Itu mereka yang gue ceritain, mereka itu most wanted nya cendrawasih!" ujar Gea dengan penuh semangat. Namun, tiba-tiba wajahnya berubah sedih, "tapi sayang banget Kak Aldan udah sold out duluan."
Adel menatap empat cowok yang ditunjuk oleh Gea, ia mengernyit terasa familiar dipandangannya.
Itukan cowok kemarin sore yg punya kucing itu kan? Batin Adel.
Puk.
Adel langsung menoleh kearah Gea.
"Gue tau mereka ganteng-ganteng tapi jangan terlalu mimpi buat jadi pacar salah satu dari mereka," ucap Gea membuat Adel yang mendengarnya memutar bola mata malas.
"Gue nggak ngimpi, lo kali yang ngimpi kepengin jadi pacar salah satu mereka, ya kan?" sindir Adel.
Gea menyengir.
Tbc
©️2022-03-12I hope u like it!!
Jangan lupa klik ⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE ✔️
Teen FictionPacaran pura-pura? Itu semua salah Bintang, pokoknya salah Bintang! Adel sangat frustasi, kehidupan tenang yang ia idam-idamkan harus pupus karena lelaki bernama Bintang mengusiknya. "Adel ini pacar baru gue!" "Apa-apaan lo?" "Kita udah lebih dulu s...