Bae | 11

548 55 15
                                    

Hai, Besties!
Bintang update lagi akhirnya, ternyata plan aku yg mo nyelesain Bintang sebelum tahun baru, gagal, wkwk.

Semengalirnya ajalah, tapi tetep terus tungguin Bintang ya.

JAm berapa kalian baca part ini?

HAPPY READING!!!

_________________________________________________

Adel spam chat kepada Bintang, cowok itu sudah berjanji akan menjemputnya berangkat sekolah hari ini. Ini sudah mendekati waktu masuk, tetapi Bintang tak kunjung datang.

"Ya allah, Bintang! Kalau gitu gue minta anterin Papa aja ketimbang nunggu lo, ngeselin abis!" dumel Adel dengan gelisah.

Tentu saja bagaimana ia tak gelisah, konon ia mendengar barangsiapa yang telat masuk kedalam gerbang sekolah cendrawasih, akan langsung mendapat pengurangan poin dan surat peringatan. Namun, Adel sepertinya melewatkan suatu hal, ia kini dijemput oleh si Bintang, rajanya bolos dan sering telat.

"Oke, tenang aja, lo kan nanti sama si Bintang, dia pasti punya cara kalaupun kita telat," ucap Adel menenangkan dirinya sendiri.

Meskipun tak elak matanya dengan gelisah melirik jam tangan terus-menerus. Ya sebenarnya Adel sama sekali tidak masalah jika telat, namun ia belum satu bulan di cendrawasih, tak ingin membuat onar lebih dulu.

Adel bernapas lega ketika motor Bintang datang dan berhenti tepat di depannya.

"Lama banget sihhh? Ini udah mau telat tauuu!" omel Adel.

"Maaf, macet, tadi lampu merahnya lama. Jangan marah ya cantik, cepetan naik kalau nggak mau telat," ucap Bintang dengan mengusap pelan rambut Adel.

Adel yang diperlakukan seperti itu langsung berdebar, tapi tak lama dari itu ia langsung bergegas naik ke atas motor.

"Pegangan, takut jatuh, gue mau ngebut soalnya," ucap Bintang dengan mengarahkan Adel memeluk perutnya.

"Modus!" ketus Adel, namun ia menurut dengan memeluk Bintang.

Bintang yang mendengarnya tertawa geli, ia tak ingin berlama-lama langsung menancap gas pergi menuju sekolah.

Di jalan, Adel memeluk Bintang dengan erat. Bagaimana tidak, cowok itu dengan seenak jidat berkebut-kebutan di jalan. Adel takut, manalagi ia tak memakai helm.

Mata Adel membuka sedikit dan melihat pintu gerbang cendrawasih akan ditutup, sebelum ditutup sempurna, Bintang langsung menancap gas dan berhasil masuk dengan mudahnya. Bintang memarkirkan motornya dengan rapi juga.

"Bintanggg," Suara Adel terdengar pelan.

Bintang mengernyit heran mendengar suara Adel. "Hei, lo ketakutan?" tanya Bintang.

"Jangan bawa gue ngebut-ngebut lagi, gue takut," ucap Adel dengan cemberut, ia turun dari motor dengan pelan.

"Aduhhh, Del. Maaf deh, kan kata lo takut telat makanya gue ngebut, tapi lo beneran nggak apa-apa kan?" tanya Bintang sedikit panik melihat wajah Adel yang memucat.

"Nggak apa-apa, gue ke kelas dulu," Adel akan beranjak pergi, namun tangannya dicegat.

"Sini dulu," Bintang memegang wajah Adel dan menatapnya dengan saksama, "lain kali kalau takut bilang ya, gue lebih baik telat daripada ngelihat lo yang pucet kayak gini seabis gue bawa kebut," ucap Bintang dengan lembut yang entah mengapa membuat Adel berdebar.

Adel berdeham. "Gue mau ke kelas," ucapnya.

"Yaudah kalau gitu ayo gue anterin, nanti pulangnya bareng kan? Gue ada kelas tambahan, nanti lo nunggu di kantin aja, kalau di parkiran banyak cowok nongkrong takutnya lo digodain, gue nggak suka," kata Bintang.

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang