Bae | 36

314 18 1
                                    

Hi, Besties!!

Setelah sekian lama menghilang demi menuntaskan uas yg mmm🤮

Akhirnya aku muncul lagiii, wkwk, maaf yaappp

Kalau boleh tau kalian baca part ini di jam berapa?

Happy Reading!!!

_________________________________________________________

"Iya motor Gavin emang di sabotase itu sama dengan info yang aku cari, tapi itu nggak bisa dipastikan disabotase di rumah lama kamu karena yang aku dapet malam itu sebelum jemput kamu, Gavin turun sirkuit buat balapan dan dia make motornya Guntur, coba bayangin kalau motornya udah di sabotase dari rumah kemungkinan dia udah kecelakaan nggak sih pas nuju sirkuit? Ini malah abis dari sirkuit, di video ini juga nggak jelas orang ini nggak kelihatan apa yang dia lakuin di motornya Gavin," jelas Bintang panjang lebar.

Mereka berdua tengah menatap laptop Bintang, Adel juga mendengarkan penjelasan sang kekasih. Ada masuk akal, ia juga merasa familiar dengan bentuk tubuh dalam video itu, itu seperti Gavinnya sendiri.

"Itu orang kek yang punya motornya," ucap Adel.

Bintang mengangguk. Lalu bertanya, "kamu udah tanya sama Papa kamu soal itu?"

"Udah, kata Papa sama sekali nggak kedeteksi, dokter juga nggak bilang apapun selain keadaan Gavin yang parah," jawab Adel.

"Aku nggak mau bilang gini sama kamu, tapi aku curiga sama Delan," ucap Bintang.

Adel terkejut mendengarnya, "Bintang?! What?"

"Delan nggak mungkin ngelakuin hal buruk, aku yakin, selama aku kenal dia nggak pernah sedikitpun kelihatan sifat buruknya," ujar Adel.

"Lalu mabuk kemarin itu bukan sifat buruk?" tanya Bintang mendengus sebal melihat Adel begitu membela Delan.

Adel terdiam.

***

Adel berguling-guling di atas ranjang, ia mengacak rambutnya. "Nggak ada bukti pasti, buat apa curigain Delan?" gumamnya.

Embusan napasnya terdengar kasar.

"Tapi buat apa anjir Delan ngasih tau gue gitu kalau yang dia kasih tau juga belum pasti gini?!" gumamnya lagi.

Ia meraih ponselnya lalu menelepon Bintang.

"Sayanggg," rengek Adel, "kamu di mana? Papa aku pergi ke luar kota lagi."

"Kenapa? Mau dikelonin? Nanti ketahuan cctv lagi, diomelin lagi, mau?" tanya Bintang dengan rentet.

"Kelonin trus puk-puk pantat aku," rengek Adel.

"Di apartemen aku, mau?" tanya Bintang.

Astaghfirullah memiliki apartemen untuk dijadikan tempat zina, jangan ditiru.

"Nggak jadi deh, temenin aku sleep call aja," ucap Adel.

Mereka melakukan panggilan video call, saling menatap dan tersenyum.

"Lagi belajar?" tanya Adel melihat Bintang yang tengah menatap laptop. "Aku ganggu dong?" tanya Adel.

"Emang, tapi nggak apa-apa sedikit lagi juga udah selesai, capek banget," balas Bintang sembari memijat pangkal hidungnya.

"Ganteng banget sih pacar aku pake kacamata gitu," ucap Adel sembari mengerucutkan bibirnya.

Bintang menatap Adel sembari tersenyum, " nol sampai sepuluh ada di angka berapa kegantengan aku?"

BAE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang